Internal Istana Kritik Kabinet

Dianggap Belum Mampu Bikin Gebrakan

Minggu, 17 Oktober 2010 – 06:43 WIB

JAKARTA -- Sinyal reshuffle kabinet dalam waktu dekat semakin jelasBanyak pihak yang tak puas terhadap kinerja sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II

BACA JUGA: Anggap SBY tak Pede

Orang dalam istana pun memberikan kritik
Meski tidak disampaikan secara vulgar, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga menilai kabinet saat ini belum mampu memunculkan gebrakan.

"Kabinet ini, kapasitasnya, sebenarnya bisa ditingkatkan

BACA JUGA: Beringin Rindang Emoh Reshuffle

Asalkan, executive members atau para menteri memiliki visi dan ujungnya adalah gebrakan yang membuat orkestra ini terdengar ke luar
Saya kira satu tahun ini penting untuk membuat orang ingat bahwa orkestra itu memang harus terdengar dan menghasilkan efek di tingkat publik," kata Daniel di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, kemarin (16/10)

BACA JUGA: Wapres ; Waspadai Gejala Radikalisme

Dalam diskusi bertajuk Setahun SBY-Boediono itu, turut berbicara pengamat ekonomi Faisal Basri, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, dan budayawan Hardi.

Daniel menegaskan, gebrakan dan terobosan merupakan prinsip utama yang harus dijalankan supaya pemerintahan tidak tampak membosankan seperti yang dipikirkan sebagian orangRencana aksi para menteri harus mampu mengakibatkan dampak yang terukur dan signifikan bagi rakyat.

"Mereka harus mengelola kabinet dengan cara yang lebih ramai rasanyaPara menteri harus tampak lebih pintar daripada yang semestinya," ujar pakar sosiologi politik yang juga dosen di Universitas Airlangga, Surabaya, itu

Menteri-menteri, menurut dia, semestinya juga lebih aktif menawarkan variasi turunan dari kebijakan pokok pemerintahArtinya, setiap menteri harus lebih aktif berbicara dan berkerja di ruang publik dengan menyerap masukan, menanggapi feedback, bahkan membuat policy (kebijakan) baru sebagai koreksi"Mereka harus lebih sering terlihat di daerah daripada jalan-jalan di sekitar Thamrin menuju istana," sindirnya"Satu tahun ini, masa konsultasi dengan presiden cukupMereka mestinya tahu policy dasar pemerintahIni saatnya lebih banyak menatap dunia daripada mengurung diri," sambung Daniel.

Menjelang satu tahun pemerintahan SBY, Daniel menyebut presiden tengah menyiapkan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja kabinetnyaTapi, dia tidak bisa memastikan apakah evaluasi itu akan berujung reshuffle kabinet"Bukan kewenangan saya untuk bicaraTapi, kita tidak terkejut kalau itu terjadiSiapa pun yang mendapat mandat memimpin negeri ini pasti ingin memastikan pembantunya adalah orang-orang terbaik di bidangnya," tuturnya.

Daniel hanya memberikan sinyal, kalaupun terjadi pergantian menteri, tidak akan terjadi perubahan mendasar dalam arah kebijakan SBYDia menyatakan, perubahan harus bersifat sustainable atau berkelanjutan sebagai produk serangkaian policy yang terlembaga.

"Pemerintahan ini menghindari perubahan, pertumbuhan, dan pembangunan yang menganut pola eratis seperti air muncrat lumpur LapindoMuncul, terus menghilang, lalu muncul lagi di tempat lainJadi, tidak boleh hanya karena menterinya berganti, perubahan muncul di pojok sanaIni bukan sesuatu yang planned (terencana) dan terstruktur," beber Daniel(pri/kuh/c3/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemondokan Haji Makkah Siap Huni


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler