BACA JUGA: Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand
Hitam menjadi pilihan mereka untuk hari berkabung yang diserukan Mousavi sejak awal pekanAksi damai hari berkabung Iran tersebut diselenggarakan untuk mengenang para demonstran yang tewas dalam serangkaian unjuk rasa setelah pilpres
BACA JUGA: Korut Diprediksi Segera Luncurkan Rudal ke Hawaii
Bloomberg melaporkan, hingga kemarin jumlah korban tewas mencapai angka 15BACA JUGA: Tari Bali dan Aceh Pukau Warga Beijing
"Puluhan ribu pendukung Mousavi dalam pakaian serbahitam berunjuk rasa damai di Kota Teheran mulai pukul 5 sore," terang Agence France-Presse mengutip keterangan sejumlah saksi mataSambil menyusuri jalanan ibu kota, mereka terus mendendangkan salawat NabiLarangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang diterbitkan Rabu lalu (17/6), tampaknya, tidak sanggup menggoyahkan keteguhan hati kubu reformisDalam situs resminya, Mousavi menyatakan bakal terjun langsung dalam aksi damai hari berkabung tersebut
Bersamaan dengan itu, Komisi Pemilihan Umum Iran menyatakan bahwa mereka akan segera melakukan penghitungan suara ulang di sejumlah wilayah"Tiga kandidat mengajukan total 646 komplain atas hasil penghitungan suara," ujar Jubir Dewan Penjaga (Guardian Council) Abbasali Khadkhodei
Penghitungan ulang tersebut akan disaksikan Dewan Penjaga yang terdiri atas 12 ulama dan pakar hukum Islam sekutu dekat KhameneiTapi, kubu Mousavi meragukan netralitas Dewan Penjaga dalam penghitungan ulang.
Dalam pengumuman yang disiarkan radio pemerintah, Dewan Penjaga mengundang Mousavi dan dua kandidat lainnya, Mehdi Karroubi dan Mohsen Rezai, untuk menghadiri rapat pekan depanKonon, agenda rapat tersebut ialah membahas hasil pilpres yang menjadi penyebab awal kerusuhan berkepanjangan di Negeri Persia ituSayang, pengumuman yang juga berfungsi sebagai undangan tersebut tidak disertai waktu dan lokasi pertemuan
Sebelumnya, pemerintah memanggil sejumlah utusan dan duta besar asing Rabu laluTeheran mengeluhkan campur tangan dan komentar tidak penting mereka atas kemelut politik dalam negeri yang sedang terjadiDalam kesempatan itu, pemerintah yang diwakili Kementerian Luar Negeri juga mengundang perwakilan SwissSejak putusnya hubungan diplomatik Iran dengan AS setelah Revolusi Iran, segala urusan dan kepentingan AS di Negeri Persia tersebut ditangani Swiss
Yakin adanya campur tangan AS di balik serangkaian aksi unjuk rasa yang diikuti penculikan sejumlah aktivis politik itu, Teheran meminta Washington menghentikan provokasi"Campur tangan Washington tidak bisa ditoleransi lagi," bunyi pernyataan yang ditayangkan stasiun televisi pemerintah Press TV dalam siaran nasional kemarinTanpa menyebut negara, Majelis Ahli Iran juga mengimbau "musuh" agar berhenti mencampuri urusan dalam negerinyaTapi, tudingan tersebut dibantah keras Gedung Putih
Sementara itu, ulama kondang Ayatollah Mehdi Hadavi Tehrani justru meminta pemerintah meng-impeach Menteri Dalam Negeri Sadeq MahouliSebab, menurut dia, pemimpin Kemendagri itu tidak becus mengurusi pilpres dan masalah yang timbul sesudahnyaTermasuk bentrok aparat dengan sipil yang mengakibatkan tewasnya belasan pengunjuk rasa"Aksi brutal aparat dalam menangani protes massa menjadi landasan seruan impeach terhadap Mendagri," tandasnya kepada Reuters kemarin(hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Flu Babi di NY Telan Tujuh Korban Lagi
Redaktur : Tim Redaksi