Isak-tangis Iringi Kepergian Gus Dur

Presiden Rapat hingga Malam, Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

Rabu, 30 Desember 2009 – 22:05 WIB
JENAZAH - Para pengunjung, pengikut dan sanak kerabat, berdesakan di sekitar keranda yang membawa jenazah mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di RSCM, Jakarta, Rabu (30/12) malam. Foto: Zulhakim/JPNN.
JAKARTA - Isak-tangis keluarga dan kerabat mengiringi berpulangnya mantan presiden RI, KH Abdurrahman Wahid, atau yang lebih akrab disapa Gus DurIa meninggal sekitar pukul 18.45 WIB, Rabu (30/12) malam di RSCM Jakarta

BACA JUGA: SBY Prihatin Mahasiswa-Polisi Bentrok

Ribuan pelayat memadati rumah sakit
Tak hanya keluarga besar Nahdlatul Ulama, sejumlah tokoh lintas agama dan berbeda latar belakang, tak kurang ikut berduka.

Jenazah almarhum Gus Dur dikeluarkan dari RSCM sekitar pukul 20.50 WIB, yang diiringi isak-tangis keluarga dan kerabat

BACA JUGA: Kuntoro Resmi Pimpin Tim Pembrangus Markus

Istri dan anak-anak almarhum khususnya, tampak tak bisa menyembunyikan kesedihan mereka
Sempat terjadi sedikit hambatan saat iring-iringan pembawa jenazah meninggalkan ruangan di lorong rumah sakit

BACA JUGA: Mandala Turunkan Tujuh Penumpang Nakal

Ribuan warga yang memadati lorong sempit itu, cukup menghalangi keranda jenazah terbalut kain hijau tua itu meninggalkan gedungWalhasil, barisan pengawal dan aparat keamanan harus berdesak-desakan dengan pengunjung dan wartawan yang mengabadikan momen itu.

Dari RSCM, jenazah lantas dibawa dengan iring-iringan mobil cukup panjang, yang dikawal aparat kepolisianJenazah lantas disemayamkan di kediaman keluarga, Jalan Warung Silah, Ciganjur, Jakarta SelatanRencananya jenazah akan dikebumikan Kamis (31/12) besok, di Jombang, Jawa TimurLokasi pemakaman Gus Dur kemungkinan besar adalah di komplek pemakaman Makam Tebuireng, di Ponpes Tebuireng, JombangDi tempat ini pula kakeknya, KH Hasyim Asyari, serta ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim dimakamkan.

Sementara itu, suasana di Ciganjur sendiri diberitakan sudah sibukDari masjid Al-Munawaroh, masjid dekat rumah Gus Dur, terdengar takbir dan tahlil, serta ajakan agar warga membaca tahlil menyambut kedatangan Gus DurGema takbir dan tahlil sama ramainya di RSCM dan kantor PBNU di Jakarta Pusat.

Gus Dur meninggal dalam usia 69 tahun, setelah mendapat perawatan intensif di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) JakartaTokoh nasional itu meninggalkan seorang istri, Shinta Nuriyah, serta empat orang anak, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh (akrab disapa Yenny Wahid), Annita Hayatunnufus dan Inayah Wulandari.

Pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu sebelumnya sempat dirawat di ruang VVIP No 116 Gedung A, RSCM JakartaTim dokter kepresidenan, dr Aris Wibudi, kepada wartawan mengutarakan bahwa kesehatan Gus Dur sempat membaik pada Rabu (30/12) siang sekitar pukul 11.00 WIBPadahal sebelumnya, Gus Dur menjalani cuci darah karena kesehatannya menurunNamun menjelang sore, kondisi Gus Dur kembali memburuk akibat komplikasi penyakit diabetes dan ginjal.

Pukul 18.00 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung menuju RSCM, karena mendapat kabar dari tim dokter kepresidenan bahwa kondisi Gus Dur kritisBerselang 45 menit, ulama besar dari kalangan Nadlatul Ulama (NU) yang lahir di Jombang, Jawa Timur, 4 Agustus 1940 itu, dinyatakan meninggalGus Dur pun tutup usia persis menjelang tutup tahun 2009Presiden SBY ikut menyaksikan detik-detik Gus Dur menghembuskan nafas terakhir.

Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi, mengaku sangat kehilangan dengan wafatnya sesepuh NU ituNamun demikian, ia berjanji akan melanjutkan perjuangan tokoh yang dikenal humanis itu"Saya akan lanjutkan perjuangan beliau," ujarnya di RSCM, Rabu (30/12) malam.

Hasyim menilai, segenap bangsa Indonesia merasakan kehilangan tokoh reformis, demokratis dan humanis ituTak hanya umat Islam, semua lapisan masyarakat menurutnya akan merasa kehilangan"Kita semua kehilangan," ujarnya.

Ungkapan senada juga ditegaskan mantan Danjen Kopasus, Prabowo SubiantoIa mengaku, dirinya merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya tokoh karismatik itu"Yang jelas, semua rakyat Indonesia kehilangan pemimpin Islam yang berwawasan kebangsaan," ujarnya di lokasi yang sama.

Selain mereka, sejumlah tokoh lain nampak hadir di sekitar RSCM pada saat melepas jenazah Gus DurDi antaranya seperti Ketua MK Mahfud MD, Ketua MA Harifin A Tumpa, KH Zainudin MZ, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, anggota DPR RI Idrus Marham, Gubernur DKI Fauzi Bowo, mantan Menlu Alwi Shihab, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono, Menkumham Patrialis Akbar, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, selebriti Dorce Gamalama, serta puluhan ulama dan pejabat di Kabinet Indonesia Bersatu II.

Usulan jadi Pahlawan Nasional
Dari istana, Presiden SBY pun lantas memimpin rapat mendadak bersama sejumlah menteri KIB II, membicarakan prosesi pemakaman Gus Dur"Ya, presiden minta penjelasan dari Menkes tentang wafatnya Gus DurSeperti lazimnya, pemakaman mantan Presiden dibicarakan secara kenegaraan," kata Jubir Presiden, Julian Pasha.

Untuk mengenang wafatnya Gus Dur, dibahas juga apakah akan dilakukan pengibaran bendera setengah tiang atau tidak"Masih dibahas apakah akan dilakukan pengibaran bendera setengah tiang selama semingguSelain mantan Presiden, Gus Dur juga seorang tokoh besarSemuanya masih dibicarakan dalam rapat yang dipimpin Presiden," kata Julian lagiNamun menjelang tengah malam, Presiden SBY pun akhirnya mengumumkan pengibaran bendera setengah tiang itu selama tujuh hari atau sepekan ke depan.

Dua partai yang berbasis massa terbesar warga Nadliyin, PKB dan PPP, mengusulkan agar Gus Dur dijadikan Pahlawan NasionalKesimpulan itu didasarkan atas ketokohan Gus Dur yang dinilai mampu menjembatani hubungan kerukunan antar umat beragama dan kontribusinya yang besar dalam demokrasi di Indonesia.

Sekretaris F-PPP DPR, Romahurmuziy, mengatakan bahwa DPP PPP turut berduka cita atas wafatnya Gus Dur"PPP mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur, atas perannya yang luar biasa dalam membangun fondasi masyarakat, toleransi kehidupan beragama, multikulturisme dan perdamaian abadi atas dasar humanisme universal," ujarnya.

Apakah memang almarhum Gus Dur akan dijadikan Pahlawan Nasional atau tidak, belum ada jawaban pasti dari pemerintahNamun, yang pasti hingga pukul 22.15 WIB, Rabu (30/12) malam, Presiden SBY sendiri masih melakukan rapat dengan staf-stafnya"Kami masih rapatSaya masih berada di depan PresidenNanti ya, selesaikan dulu rapatnya," kata staf khusus Presiden Bidang Hukum, Denny Indrayana(zul/gus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serangan Buku Harus Dibalas dengan Buku


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler