ISIS Berulah Lagi, Pasukan Elit Dikerahkan, Puluhan Warga Tewas

Minggu, 03 Juli 2016 – 05:38 WIB
Salah seorang warga korban kebrutalan ISIS. Foto: metro.co.uk

jpnn.com - DHAKA –Serangan bersenjata dan drama penyanderaan terjadi di ibu kota Bangladesh, Jumat malam (1/7). Tepatnya, di Holey Artisan Bakery dan O'Kitchen Restaurant yang berada di Distrik Gulshan, Kota Dhaka. Sebanyak 20 warga sipil, termasuk 13 warga asing, tewas dalam insiden tersebut. 

”Ini peristiwa yang benar-benar keji. Mereka bukanlah orang beragama,” tegas Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina. 

BACA JUGA: Panas! Ribuan Warga Anti-Brexit Desak Referendum Ulang

Para pelaku yang tiba di lokasi kejadian pada Jumat malam itu menyandera para pengunjung restoran selama berjam-jam. Aksi para pelaku baru berakhir sekitar 12 jam kemudian setelah pasukan elite turun tangan. 

Dalam siaran televisi, Hasina mengatakan bahwa pemerintah mengerahkan lebih dari 100 personel pasukan elite untuk mengakhiri teror tersebut. Sebelumnya, polisi sudah mencoba melumpuhkan para pelaku tanpa melibatkan pasukan elite. 

BACA JUGA: Suami Tembak Istri, Berondong Pengunjung Kafe, Darah Berceceran

Tapi, upaya itu tidak berhasil. Negosiasi yang dilakukan polisi juga tidak membuahkan hasil apapun. Para pelaku yang membawa senjata tajam dan senjata api itu terlalu nekat. 

”Pemerintah lantas minta bantuan pasukan elite untuk mengakhiri penyanderaan tersebut. Pasukan elite pun langsung menyerbu para pelaku di dalam gedung,” kata Gowher Rizvi, penasihat Hasina, dalam jumpa pers kemarin. 

BACA JUGA: Cegah Insiden Berdarah, Jemaah Haji Kenakan Gelang Pintar

Penyerbuan itu sukses melumpuhkan para pelaku. Tapi, pasukan elite juga terpaksa kehilangan 20 sandera yang sebagian besar adalah warga asing. 

Di akhir penyerbuan, enam pelaku tewas. Sedangkan, seorang yang lain berhasil diamankan dan kini menjalani interogasi. Kemarin, militan Negara Islam alias Islamic State (IS atau ISIS) mengklaim serangan maut di kawasan diplomatik Dhaka tersebut. 

Melalui situsnya, ISIS juga mengunggah gambar kekacauan di restoran dan mayat para korban yang bersimbah darah. Tapi, klaim itu belum bisa dipastikan kebenarannya. 

Dari 20 korban tewas, sebanyak sembilan di antaranya adalah warga Italia. Kemarin, Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni mengonfirmasikan laporan tersebut. 

”Sembilan warga Italia terbunuh dalam insiden tersebut dan seorang warga yang lain masih dinyatakan hilang,” katanya. Sembilan orang itu, imbuh dia, terdiri atas empat pria dan lima wanita. Termasuk, istri seorang pebisnis Italia. 

Selain sembilan warga Italia, ada seorang warga India yang juga dipastikan tewas dalam insiden tersebut. Wakil Menteri Kepala Kabinet Jepang, Koichi Hagiuda, menyatakan bahwa tujuh warganya sedang menikmati santap malam di restoran itu ketika serangan terjadi. 

”Tapi, saya belum bisa memastikan apakah mereka menjadi korban dalam serangan tersebut,” ujarnya. 

Selain warga Italia, India dan Jepang, ada juga korban yang berkewarganegaraan Srilanka. Namun, tidak jelas apakah korban tersebut tewas atau luka. Investigasi awal menyebutkan bahwa para pelaku memang sengaja menarget warga asing. 

”Sebelum melepaskan tembakan, pelaku meminta pengunjung restoran yang berasal dari Bangladesh berdiri,” kata polisi, mengutip keterangan saksi mata. 

Setelah para pengunjung Bangladesh berdiri, barulah para pelaku melancarkan aksinya. Kendati demikian, dari 20 korban tewas itu juga terdapat sejumlah warga Bangladesh. Sampai sekarang, jumlah pelaku masih simpang siur. Media lokal menyebut jumlah pelaku tujuh orang. Namun, media Barat menyebut jumlahnya sekitar delapan atau sembilan orang. 

Agnese Barolo, rekan salah seorang korban tewas yang berasal dari Italia, mengatakan bahwa pelaku tidak membunuh para sandera dengan senjata api. Tapi, mereka menghabisi nyawa para korban dengan senjata tajam. 

”Teman saya ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh suaminya begitu para pelaku berhasil dilumpuhkan. Suaminya selamat karena bersembunyi di balik pohon di luar gedung,” terangnya. 

Dalam penyerbuan, pasukan elite berhasil menyelamatkan 13 sandera. Sebanyak tiga di antaranya adalah warga asing. Yakni, seorang warga Jepang dan dua orang warga Srilanka. 

”Kami belum bisa menyebutkan kewarganegaraan para korban. Terutama, korban tewas,” kata Kolonel Rashidul Hasan, jubir militer Bangladesh. Tapi, dia membenarkan keterangan Barolo tentang kematian para korban akibat sabetan benda tajam. 

Teror terbaru menarget warga asing itu bakal membuat perekonomian Bangladesh terpuruk. Sebab, ekspatriat di sana, rata-rata adalah pebisnis yang bergerak di bidang garmen. 

Saat ini, industri garmen memberikan kontribusi 15 persen bagi perekonomian negara tersebut. Bangladesh menempati urutan kedua sebagai negara pengekspor garmen terbanyak dunia setelah Tiongkok. (AFP/Reuters/BBC/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... LIHAT Nih, Armada Tempur Memadati Pelabuhan Harbor, TNI AL Merasa Terhormat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler