jpnn.com - JAKARTA - Polisi sudah mendeteksi ada orang-orang di Indonesia yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Namun, sejauh ini polisi belum menemukan aktivitas bersenjata yang mereka lakukan. Sebab, sampai saat ini mereka masih berfokus untuk ikut berperang di Irak dan Syria.
"Sampai saat ini belum kita temukan. Fokusnya sampai saat ini masih perang di sana," jawab Kabag Penum Polri Kombes Rikwanto, Rabu (18/3), saat ditanya apakah ada aktivitas bersenjata ISIS di Indonesia.
BACA JUGA: PNS Nyabu Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara
Dia menegaskan, kecenderungan WNI yang berafiliasi dengan ISIS sudah terdeteksi. Menurut dia, jumlahnya masih puluhan orang.
Motifnya pun beragam. Ada yang karena keyakinan, ikut-ikutan, maupun ideologi. Namun, tegas Rikwanto, Polri masih mendalami semua itu.
BACA JUGA: Polri Bakal Panggil Vendor Payment Gateway Kasus Kemenkumham 2014
"Karena tidak semua yang ikut paham betul ideologi. Perlu didalami siapa yang mengajaknya," katanya.
Polisi terus lakukan pendalaman, termasuk apa yang mempengaruhi mereka untuk berafiliasi ke ISIS.
BACA JUGA: Hanafi Rais: Jangan Terkesan Jokowi Belum Selesai Bagi-bagi Kekuasaan
Menurut Rikwanto, pengaruh propaganda di internet hanya sebagian kecil saja membuat orang-orang gabung ISIS.
Namun, dia menegaskan, ada pihak yang melakukan pencucian otak atau memberi sinyal dengan tawaran berbagai macam.
Misalnya, dengan menyatakan untuk berjihad, menjalankan syariat islam secara kafah, dan tawaran gaji dari Rp 6 juta hingga Rp 20 juta. "Itu semua sedang kita dalami," tegas mantan Kapolres Klaten, Jawa Tengah, ini. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yasonna Bantah Ada Perpres untuk Golkar
Redaktur : Tim Redaksi