Islah Menjadi Harga Mati untuk PKB

Usulkan JK Jadi Mediator

Sabtu, 05 Juni 2010 – 07:09 WIB

JAKARTA -- Hasil kerja Komite Islah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PKNU yang digagas Sekjen DPP PKB Lukman Edy dkk belum menunjukkan hasil signifikanHingga kini, proses rekonsiliasi yang didorong oleh sejumlah pengurus di masing-masing kubu itu masih menemui jalan buntu.

Tiga figur sentral, baik Muhaimin Iskandar (kubu PKB Ancol), Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid (kubu PKB Parung), maupun Choirul Anam (PKNU), belum satu arah menyikapi konsep islah

BACA JUGA: Soal Dana Aspirasi, Golkar Tidak Sendiri

"Biasanya, kalau konflik sudah terlalu dalam dan lama seperti di PKB, dibutuhkan orang ketiga sebagai mediator," ujar Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari.

Menurut dia, PB NU yang memiliki kaitan erat dalam pembentukan PKB seharusnya bisa mengambil peran lebih
"Tapi, apakah semua kubu menganggap PB NU nanti sanggup netral? Atau, jangan-jangan preferensi PB NU nanti malah bukan untuk PKB lagi, tapi yang lain," imbuh Qodari.  

Pilihan lainnya, ungkap dia, adalah mencari mediator dari orang luar

BACA JUGA: Dana Aspirasi DPR Langgar Enam UU

Kriterianya, mereka yang berpengalaman sebagai penengah konflik dan dihormati
Qodari sempat melontarkan dua nama, yakni Jusuf Kalla (JK) dan Taufik Kiemas (TK)

BACA JUGA: Lima Partai Banteng Kritisi Pemerintah

Dua tokoh tersebut memiliki track record sebagai tokoh yang bisa mempersatukan dua kubu yang berseteru"Saya pikir, JK akan bisa menjadi mediator yang efektifSebab, dia juga masuk keluarga besar NU," kata QodariSelain itu, meski pernah menjadi ketua umum Partai Golkar, kiprah Kalla di partai tersebut sudah tidak intens lagi"Dia punya pengalaman diplomatis, bahkan tidak hanya konflik mulut seperti di PKB, tapi juga konflik yang melibatkan senjata dan parang," tambahnya

Menurut dia, penyatuan kembali PKB merupakan harga mati jika masih ingin eksis di Pemilu 2014 nantiDia berani memastikan, persentase syarat parliamentary threshold (PT) nanti meningkat dari 2,5 persen yang diberlakukan sekarang"Saya hakulyakin, kalaupun tidak 5 persen, pasti di atas 2,5 persen," tegasnyaQodari memperkirakan, jika kondisi PKB masih seperti sekarang, suaranya bakal menurun lagi pada Pemilu 2014

Di tempat sama, Sekjen DPP PKB Lukman Edy mengakui, sejumlah tokoh sentral masih menghitung-hitung formula islah yang paling tepat"Pertimbangannya masih secure (aman, Red) atau unsecure terhadap posisi merekaMasih membutuhkan waktu untuk menjelaskan bahwa islah memang tidak bisa ditunda-tunda lagi," ungkap Lukman.

Menurut dia, upaya menyatukan PKB merupakan sebuah keharusan untuk menghadapi Pemilu 2014Sebab, jika elite PKB masih tak mau islah, dikhawatirkan perolehan suara partai berbasis nahdliyin itu bakal jeblokPKB bahkan terancam kehilangan semua kursi jika aturan baru tentang PT dari 2,5 persen menjadi 5 persen diterapkan"Modal PKB saat berdiri adalah patronase Gus Dur dan basis kultural kiai-kiai NU, serta modal kejuangan sejarah nasionalisme NU dalam berbangsa dan bernegaraTapi, sejak Pemilu 2009, PKB hanya bermodal struktur sehingga hanya memperoleh 2,5 persen suara," tutur Lukman.

Menurut dia, saat DPR akan merevisi aturan PT dari 2,5 persen menjadi 5 persen, elite PKB harus serius membahas islahSebab, selain perolehan suara akan merosot, PKB pada Pemilu 2014 terancam kehilangan kursi di DPRFormulasi islah yang ditawarkan Lukman adalah, pertama, melalui muktamar atau tidak agar forumnya final dalam mengatasi resolusi konflik PKB selama iniKedua, penggabungan pengurus PKB, sebagian atau menyeluruh, atau secara selektif, untuk duduk di kepengurusan baru yang bakal dibentuk dari pusat sampai cabang PKB"Kalau islah gagal, saya khawatir PKB tidak akan mempunyai wakil lagi di DPR pada 2014 mendatangMemang, ini butuh proses," ujar anggota FPKB DPR itu.

Lalu Misbah Hidayat dari PKB Kalibata mendukung gagasan islah tersebut sebagaimana amanat pendiri dan deklarator PKB, yaitu Gus Dur, Gus Mus, KH Muchith Muzadi, KH Ilyas Ruchiyat, dan KH Munasir AliBahkan, Gus Dur sebelum wafat berpesan agar  kita semua konsisten membesarkan PKBMengapa? Sebab, kata dia, berbicara politik NU sama dengan berbicara PKB"Sayang, PKB sebagai anak NU belum mendapatkan perhatian layak dari NUSeharusnya NU sebagai wadah dan panutan umat membimbing dan berhati-hati dalam menjalankan pola politik NU ke depan," kata Lalu Misbah Hidayat.

Komite Islah PKB resmi dideklarasikan pada 16 Mei 2010Setelah melalui proses cukup panjang, sejumlah tokoh bertekad untuk memformulasikan langkah konkret menuju rekonsiliasi PKB-PKNU(dyn/c4/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kursi Ahmad Yani Digoyang Rekan Sendiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler