Laporan: Kardono Setyo, Dari Gaza City, Palestina
GAZA CITY - Gencatan senjata Israel-Hamas yang dilontarkan secara sepihak tampaknya mulai rapuhItu setelah Hamas melalui juru bicaranya, Ghazi Ahmad, mengancam segera menembakkan roket-roket Al-Qassam ke Israel lagi.
Ancaman itu menyikapi insiden penembakan pada Kamis (22/1) dan Jumat (23/1) lalu oleh tentara Israel
BACA JUGA: Obama: Saya Anak Below Menteng
Kamis lalu seorang bocah bernama Ahmad Hussain tertembak kepalanya oleh sniper Israel di kawasan As-Syuja'iyah, sekitar 1,5 km dari perbatasan Gaza-IsraelMenurut Fuad Husnain, ayah bocah itu, pagi itu Ahmad bermain-main di jalanan bersama sejumlah temannya
BACA JUGA: Hamas : Obat Lebih Penting Daripada Mujahid
Tapi, tiba-tiba saja anak ke-14 dari 15 bersaudara itu terkulai jatuhBACA JUGA: Obama Tolak Dialog Dengan Hamas
Menurut dr Omar Hussein, kepala ICU RS Ash Shifa, peluru tersebut masih bersarang di kepala Ahmad''Kami menstabilkan dulu, baru kemudian melakukan operasi pengangkatan peluru,'' katanya.Ahmad bukan korban pertamaMenurut Omar, rumah sakit pada Kamis lalu juga menerima enam warga yang terkena sniper Israel dari kawasan Jabaliya.
Keesokannya, giliran lima nelayan yang masuk ICUSaat melaut di kawasan pantai Laut Mediterania Gaza City Jumat (23/1) lalu, mereka roboh terkena tembakan kapal patroli Israel.
Serangkaian insiden itulah yang membuat Hamas meradang''Itu menunjukkan bahwa Israel memang tak pernah bisa dipegang kata-katanya,'' ucap GhoziMaka, imbuh Ghozi, Hamas bakal merancang serangan balasan kepada IsraelItu sekaligus "pelajaran" bagi tentara Israel agar tidak menjadikan warga Palestina sebagai korban.
Pada bagian lain, meski kegiatan rekonstruksi mulai berjalan di Gaza City, tidak halnya dengan daerah pinggiran seperti di Jabaliya, Beit Lahiyya, dan Beit HanounDari pantauan Jawa Pos, hanya Jabaliya Timur yang mulai "tersentuh"Tapi, itu pun hanya selintasMenurut Hisham Niam, tokoh masyarakat yang tinggal di kawasan Ash Sharaf, Beit Hanoun, masyarakat belum menerima bantuan apa pun.
Hisham pantas masygulKampungnya -yang terletak hanya 1,2 km dari perbatasan Erez, Israel- itu luluh lantakDari 67 rumah di kampung itu, tak satu pun yang utuhSelain itu, 100 orang meninggal dan 500 lainnya mengungsi.
Kawasan tersebut "apes" menjadi jalan masuk bagi tank-tank Israel yang menginvasi Palestina dari Erez"UNWRA (United Nations Works and Relief Agency for Palestine and Near East, Red) sama sekali belum datang," tutur Hisham kecewaMenurut dia, banyak mobil PBB berlalu lalang dengan bendera UN besar-besar, tapi sama sekali tak menyalurkan bantuan.
Perwakilan Komisi Jenderal UNWRA Peter Ford sendiri mengakui, pihaknya memang belum menjangkau semua korban"You know the conditionsJadi, memang bertahap," tuturnya ketika dikonfirmasiPeter sendiri membantah pihaknya tak menyalurkan bantuan(ano/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarkozy Pecat Menteri Muslim
Redaktur : Tim Redaksi