Istri Munir Terus Gelorakan Menolak Lupa

Pelanggar HAM dan Koruptor Tidak Boleh Jadi Capres

Jumat, 25 April 2014 – 05:01 WIB

jpnn.com - MALANG - Aktivis HAM Munir Said Thalib meninggal sepuluh tahun silam akibat diracun. Namun, itu belum bisa menghapus kesedihan Suciwati, istri Munir.

Setidaknya itu terlihat dalam seminar di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) Rabu (23/4) lalu. Ditunjuk sebagai pembicara terakhir, Suciwati tidak henti-hentinya mengatakan kekecewaannya terhadap pemimpin bangsa ini yang tidak bisa mengungkap sejumlah pelanggaran HAM, termasuk meninggalnya sang suami. “Butuh berapa tahun lagi kita turun ke jalan agar pelanggar HAM itu diadili dan diusut?’’ kata Suciwati dengan nada bergetar.

BACA JUGA: Tak Beralasan Anggap JK Bakal Lebih Dominan

Karena alasan itulah hingga kini dia terus menggelorakan semangat menolak lupa. Semangat itu dimaksudkan untuk menolak lupa terhadap semua pelanggaran HAM yang dilakukan siapa pun. “Bawa mereka ke pengadilan,” ujarnya geram.

Bangsa ini, menurut dia, sangat lucu. Sebab, sejumlah pelanggar HAM saat ini justru dielu-elukan dan bahkan ada yang mencalonkan diri sebagai presiden.

BACA JUGA: Mau Tangani Kasus JIS, FBI Harus Gandeng Polri

“Mengapa dunia internasional menyorot kita karena kita lupa begitu saja terhadap pelanggar HAM. Mereka di mata internasional sudah tidak diterima,” tambah Suciwati dalam seminar bertema Melawan Lupa: Agenda HAM dalam Pemilu 2014.

Oleh karena itu, Suciawati berpendapat bahwa seharusnya pemerintah mempunyai sistem yang jelas dalam mengawasi peran para pelanggar HAM dan para koruptor. “Seharusnya orang yang mempunyai rekam jejak buruk seperti pelanggar HAM dan koruptor tidak boleh menjadi caleg dan presiden,” imbuhnya. (riq/JPNN/c4/bh)

BACA JUGA: Islam dan Militer Tak Bisa Dikesampingkan di Pilpres

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilih Tak Punya Cukup Waktu Pahami Visi-Misi Capres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler