Jadikan Teknologi Pertanian di Batu Sebagai Role Model

Selasa, 17 Juli 2018 – 16:00 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melihat indukan sapi yang mengandung IB Belgian Blue di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kota Batu, Jawa Timur, Senin (17/7). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com, BATU - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kagum dengan pengelolaan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Malang, Jawa Timur, Senin (17/7).

Hal ini disebabkan pengelolaan ternak dan penerapan kerjanya menggunakan teknologi.

BACA JUGA: Mentan Amran: Teknologi Pertanian di Batu Sebagai Role Model

"Ini bisa menjadi contoh di Indonesia. Juga inseminasi buatan (IB) yang paling berhasil dari seluruh Indonesia," kata Amran dalam kunjungannya.

Jawa Timur, kata Amran, termasuk paling banyak membuat IB paling banyak dibanding provinsi lain di Indonesia.

BACA JUGA: Kementan Terus Tingkatkan Pelayanan Publik

Amran mengklaim, Jatim ini menghasilkan pedet 1,4 juta ekor per tahun.

"Kalau ada lima provinsi seperti Jatim, persoalan sapi di Indonesia sudah selesai. Tidak ada lagi kata impor, tapi ekspor," kata dia. 

BACA JUGA: Ini Langkah Kementan Kendalikan Harga Telur

Amran juga mengunjungi laboratorium biogas BBPT Batu. Di laboratorium ini, Amran melihat kotoran ternak diolah menjadi tenaga untuk sejumlah mesin. 

"Mobil yang digunakan BBPP itu menggunakan biogas. Jadi bukan menggunakan bensin lagi. Biogasnya bisa menghemat biaya, kemudian energi yang ramah lingkungan," jelas Amran. 

Amran juga kagum dengan teknologi pengelolaan susu sapi dan kambing di BBPP Batu. Menurutnya, pengelolaan susu tersebut bisa menghasilkan produk seperti yoghurt yang bernilai jual tinggi. 

"Susu sapi kalau dijual kiloan harganya Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Tetapi kalau diproses harganya Rp 80 ribu. Ini kenaikan 800 persen. Jadi mari kita beternak dengan cerdas," jelas dia. 

Sementara Kepala BBPP Batu Apri Handono menyebutkan, sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, BBPP Batu memainkan perannya meningkatkan kualitas SDM peternakan melalui berbagai pelatihan bagi aparatur maupun nonaparatur (petani, peternak, pelaku usaha).

"Didirikan tahun 1977 dengan nama Regiobal Dairy Training Center (RDTC), balai besar ini memiliki 3 program andalannya, yakni ptogram sapi Belgian Blue, produk olahan susu dan ternak, serta produk telur omega tiga," ujarnya Selasa (16/7/2018), di Batu, Malang.

Upaya mewujudkan swasembada daging terus dilakukan menjadi prioritas utama BBPP Batu. Salah satunya dengan mengembangkan sapi Belgian Blue (BB).

Berbagai pelatihan diberikan kepada para peternak termasuk implementasi Transfer Embrio (TE) pada sapi BB sejak Maret 2018.

Apri mengatakan, tahun 3018 BBPP Batu ditarget menghasilkan 20 ekor sapi bunting jenis BB. "Dari target 20 ekor bunting, kita sudah punya 7 ekor. Dan saya optimis target tercapai," ujar Apri. (tan/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidak BBKP Surabaya, Mentan Skorsing 4 Pegawai Tak Disiplin


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler