Jamaah Medan Meninggal di Pesawat

35 Persen Calhaj Berisiko Tinggi

Kamis, 14 Oktober 2010 – 06:07 WIB

JAKARTA - Kabar duka datang dari kloter pertama pemberangkatan calon jamaah haji dari embarkasi MedanSeorang jamaah calhaj Indonesia bernama Siswanto Usi, 52 tahun, ditemukan meninggal di dalam pesawat dalam penerbangan menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, dari Bandara Polonia, Medan

BACA JUGA: Minta Benahi Kisruh Tanggung Jawab KA

Hingga tadi malam, pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab kematian jamaah haji tersebut.

"Penyebab meninggalnya masih diperiksa secara medis
Kami prioritaskan otopsi dan kemudian pemakaman," ujar Wakil Ketua PPIH Kemenag, Subhan Cholik ketika dihubungi dari Jakarta kemarin (13/10)

BACA JUGA: Dorong Polri Tindak Pengoplos Gas Elpiji

"Sesuai prosedur, jamaah yang meninggal di Tanah Suci akan dimakamkan disini," lanjutnya.

Siswanto bertolak dari Polonia dengan pesawat Garuda GA 3110
Kloter awal itu membawa 455 jamaah dan bertolak pada pukul 14.00 WIB, Selasa (12/10) lalu

BACA JUGA: KPK Belum Panggil Ulang Syamsul

Pesawat itu mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah sekitar pukul 19.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

Terkait kematian jamaah itu, Setdirjen Haji dan Umrah Abdul Ghafur Djawahir mengatakan bahwa 35 persen dari 221 ribu total jamaah haji asal Indonesia memang masuk dalam kategori berisiko tinggiMereka adalah jamaah haji berusia di atas 70 tahun dan jamaah yang menderita penyakit kronisMeski begitu, kata dia, pemerintah tidak berhak menghalangi niat jamaah untuk beribadah haji karena berusia lanjut"Apalagi, jika mereka lulus tes kesehatan dan berangkat dalam kondisi sehat," kata Ghafur.

Alumnus Universitas Al Azhar, Mesir itu mengatakan rekor jamaah tertua saat ini dipegang jamaah haji perempuan asal Medan yang berusia 101 tahunJamaah perempuan itu kini sudah tiba di Tanah Suci pada pemberangkatan kloter pertama dan dalam kondisi baik-baik saja"Kemenag hanya bisa membatalkan pemberangkatan jamaah yang menderita penyakit menular," terang Ghafur.

Penyakit yang diderita 35 persen jamaah berisiko tinggi itu di antaranya diabetes, jantung, dan paru-paruOleh karena itu, di setiap kloter disiapkan tim petugas kesehatan yang terdiri atas satu dokter dan dua perawatMenurut dia, jamaah haji yang terlapor dalam kondisi sakit sebelum pemberangkatan bisa datang ke klinik yang disediakan PPIH"Kategori kondisi fisik jamaah dinyatakan tidak mampu jika telah diopname," katanya.

Selama ini, kata Ghafur, jamaah maypritas memaksakan berangkat haji karena bercita-cita mati syahidTerlebih lagi karena meninggal di Tanah Suci adalah keutamaan bagi sebagian besar umat IslamJamaah yang meninggal di Arab Saudi, akan mendapat asuransi sebesar Rp 32 juta bagi ahli warisJamaah yang meninggal karena kecelakaan atau bencana akan mendapatkan asuransi dua kali lipat yakni Rp 64 juta.

Ghafur mengatakan, sejauh ini pemberangkatan jamaah haji 2010 masih lancarHanya saja, kata dia, terdapat keterlambatan penerbangan seperti kloter pertama BatamMenurut dia, hal itu lantaran masalah teknis dan pilot asing yang kelelahan"Pemberangkatan jamaah haji hari ketiga besok (hari inim Red) akan ada 17 kloter dari seluruh embarkasi di Indonesia," ujar dia.

17 kloter itu antara lain, tiga kloter dari Jakarta, dua kloter dari Surabaya, dua kloter dari Solo, dua kloter dari Sulawesi, dan sisanya masing-masing satu kloter dari tiap embarkasi lainnya di IndonesiaSaat ini, jamaah yang mendarat di Jeddah sebanyak 7 kloter yang berasal dari 7 embarkasi yakni antara lain Sumatera Utara, Aceh, sumatera Utara dan Sumatera BaratDari Jeddah, jamaah akan menuju Madinah untuk melakukan salat arbain dengan jalan daratHingga kini tercatat 3.067 jamaah sudah tiba di MadinahDari jumlah itu, lima orang jamaah sakit dan dibawa ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI)(zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Hakim Batalkan Dakwaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler