jpnn.com - APAPUN tujuan sebuah penertiban, selalu berdampak luas. Termasuk buat Ririn (36), warga Kalijodo, Jalan Kepanduan II, Penjaringan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kukuh bakal menggusur semua rumah maupun lapak di kawasan Kalijodo. Di tempat yang mau tak mau dikenal sebagai tempat wisata seks kelas menengah ke bawah itu, sang gubernur Basuki T Purnama ingin menegaskan keberadaan jalur ruang terbuka hijau.
BACA JUGA: Polisi-TNI Gelar Operasi, Preman Kabur, Kafe Kalijodo Tutup
Ahok, panggilan gubernur yang dikenal akrab dengan Presiden Joko Widodo itu, bersikeras menertibkan Kalijodo.
Namun tak semua niat baik diterima baik pula. Nah, Ririn, mengaku menolak ditertibkan. Dia kesal, rumah sekalihus warunya yang sudah lama dia huni bakal digusur.
BACA JUGA: Gelar Operasi Pekat di Kalijodo, Ini Hasilnya
"Saya janda, punya anak masih kecil, saya nyari rezeki di sini sudah lama," katanya.
Wanita tak bersuami yang beranak satu ini menuturkan, dia mau pindah tapi harus menempati rumah Ahok. Atau paling tidak ke rumah susun yang rencananya diberikan kepada warga sebagai hak milik.
BACA JUGA: 3000 Personel Polisi dan TNI Seruduk Kalijodo
"Kalau Ahok mau pindah dan saya yang ke rumahnya, engga apa-apa. Mau. Atau saya juga mau pindah ke rusun kalau diberi gratis," terangnya.
Dia juga gondok dengan banyaknya aparat kepolisian yang lalu lalang di Kalijodo. Menurutnya, sejak adanya aparat, warungnya sepi pengunjung. "Gara-gara sering banyak polisi, warung saya jadi sepi. Yang jajan dikit," imbuhnya.
Memangnya Ririn buka lapak esek-esek? Bukan.
Ririn mengaku hanya memiliki usaha kaki lima yang menyediakan jamu kuat. "Cuma jamu doang pak," pungkasnya. (mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peta Wisata akan Berubah, ASITA DKI Dituntut Lebih Agresif
Redaktur : Tim Redaksi