BACA JUGA: TPS Salah Tulis Angka, PPP Merasa Dirugikan
Anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menduga, fenomena ini hanya terjadi menjelang pemilu sajaYang dimaksud Hidayat, upaya pasangan capres-cawapres untuk mendekat itu harus dimanfaatkan para kiai untuk memberikan masukan atau nasehat agar mereka tetap menggunakan etika berpolitik.
“Saya memandangnya secara positif, bahwa itu merupakan kesempatan emas bagi ulama dan kyai untuk mengingatkan agar capres berpolitik dengan etika,” ujar Hidayat Nur Wahid kepada wartawan usai shalat Jumat di gedung DPR, Senayan, Jumat (22/5)
BACA JUGA: PKDI Gugat KPU Tana Toraja, PNBKI Gugat KPUD Jembrana
Para kyai dan ulama, lanjutnya, harus memanfaatkan kesempatan emas itu untuk membantu meningkatkan kualitas pemilu.Pada kesempatan yang sama, mantan Presiden PKS yang namanya sempat muncul sebagai kandidat kuat pendamping capres SBY itu mengimbau para capres-cawapres agar senantiasa bisa dekat dengan kyai
BACA JUGA: Golkar Desak Pembayaran Gaji ke-13 PNS
Mestinya, hubungan itu bisa dilakukan jauh hari sebelum menjelang pimilu, dan seterusnya setelah pemilu,” ucapnya.Dengan gayanya yang khas, Hidayat tidak mau menjawab tatkala dimintai komentar mengenai siapa pasangan capres-cawapres yang mampu mendekati kyai dengan baikDia hanya mengatakan bahwa tiga pasangan yang saat ini sudah ada, semuanya akan bisa menjaga etika berpolitik, termasuk siap menang dan siap kalah“Mereka semua pasti ingin kualitas pilpres kita menjadi berkelas,” katanya.
Masih terkait dengan peran kyai menjelang pilpres, sebelumnyatelah diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tertanggal 20 Mei 2009 yang ditujukan kepada seluruh MUI di daerah, masyarakat, juga kepada para pasangan capres-cawapresSE itu lebih semacam panduan bagi para ulama dan tokoh agama menjelang pilpresAda empat poin penting di SE yang diteken Ketum MUI KH Sahal Mahfud dan Sekretaris Umum (Sekum) MUI Ichwan Syam itu.
Pertama, para ulama diharapkan ikut berpartisipasi dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat agar memilih pemimpin yang punya kemampuan, jujur, cakap, amanah terhadap janji-janjinya, dan memiliki track record leadership yang baikKedua, para calon beserta tim suksesnya jangan menebar janji-janji yang tidak proporsional atau yang muluk-muluk.
Ketiga, masyarakat diharapkantidak terlibat pada ajakan-ajakan yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakatKeempat, warga masyarakat diminta untuk memperbanyak doa dan dzikir“Agar diberi petunjuk oleh AllahDan diingatkan agar sebelum memberikan tanda contreng saat hari pemilihan nanti, diawali dengan mengucap ‘bismillah’,” ujar Ichwan Syam(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Gugat 37 Kasus Pemilu
Redaktur : Tim Redaksi