Jangan Golput

Selasa, 08 April 2014 – 10:08 WIB

PEMILIHAN legislatif di Indonesia akan segera berlangsung pada 9 April ini. Tapi suasananya terasa sangat hambar dan masyarakat seakan kurang antusias.

Bagi orang luar seperti saya yang sering turun menyapa langsung masyarakat biasa di Indonesia demokrasi di republik ini masih terbilang kurang sehat.

BACA JUGA: Peran Anggota DPR

Tentu saja, seperti yang pernah saya sebutkan beberapa minggu lalu, bahwa bagi banyak orang Indonesia, demokrasi tidak sepenuhnya seperti yang dibayangkan.

Memang, kekecewaan yang berulang dalam pergantian pemerintah dan pemimpin telah menguji kepercayaan mereka mengenai arti demokrasi.

BACA JUGA: Pemilu yang Membosankan?

Memang tidak salah jika dikatakan era pasca-Reformasi Indonesia lebih keras, dan kurang ramah. Ekonomi sedang diterpa goncangan yang parah dan meningkatnya biaya hidup menjadi alasan yang mendukung menurunnya tingkat antusiasme masyarakat bawah.

Namun masyarakat Indonesia sangat keliru jika mereka berpikir bahwa segala sesuatu akan membaik jika mereka tidak berbuat apa-apa.

BACA JUGA: Indonesia Butuh Teknokrat

Sebuah negara dimana penduduknya menarik diri dan melepaskan diri dari persoalan kepentingan publik jelas tidak memiliki masa depan.

Kepemimpinan yang “kuat” juga membutuhkan penduduk yang “kuat”.

Jadi pesan sederhana saya minggu ini kepada 186.6 juta penduduk Indonesia yang memiliki hak suara adalah: keluarlah dari rumah dan mencobloslah. Ambil kesempatan untuk mengubah negara dengan berpartisipasi dalam proses demokrasi.

Ini adalah tindakan yang harus dilakukan bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga semua orang di Asia Tenggara.

Mengapa? Ada beberapa alasan yang cukup baik yaitu:

Pertama, Indonesia membutuhkan demokrasi jika ingin terus berkembang. Indonesia telah menempuh 32 tahun terdominasi oleh partai tunggal hingga akhirnya bisa membuka peluang banyak partai, berikut kebebasan berpikir dan berpendapat.

Partai-partai yang ada saling bersaing ketika berbicara tentang arah kebijakan mereka. Memilih partai berarti bahwa anda setuju dengan arah kebijakan yang mereka buat yang juga mengirim pesan yang kuat pada partai lain. Hal ini pada akhirnya akan memastikan bahwa kebijakan yang mereka buat akan memengaruhi preferensi pemilih.

Memang benar, mereka cenderung melakukan korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Namun partai juga diperlukan. Akhirnya, terserah kepada pemilih apakah akan menghukum atau memuji mereka dari perilaku yang terlihat.

Kedua, pemungutan suara adalah hak demokrasi yang terjamin sesuatu yang tidak bisa ditanggalkan.

Perjuangan untuk menuju Indonesia yang mandiri adalah usaha yang mahal. Indonesia harus membuktikan kepada diri sendiri dan kepada dunia bahwa pengorbanan seperti itu bukan hal yang sia-sia.

Ketiga, suara Anda memberikan pemerintah yang terpilih nanti memiliki perasaan legitimasi. Sebuah pemerintahan akan sekuat dan seefektif mandat yang ia menangkan.

Hal ini sangat penting bagi Indonesia, yang saat ini berada di persimpangan ekonomi dan sosial. Sebuah pemerintahan tanpa legitimasi dari rakyatnya sendiri tidak akan mampu melakukan keputusan yang sangat penting untuk mendorong negara menjadi maju.

Selain itu, pemungutan suara adalah cara terbaik untuk membawa perubahan.

Semua keluhan tentang ekonomi, kebijakan yang tidak efektif dan birokrasi yang acuh tak acuh hanya akan berakhir pada telinga yang tuli jika rakyat lalai menggunakan senjata paling ampuhnya yang lama tersimpan yaitu suara mereka.

Konklusinya, politisi tidak akan berubah jika semua orang memutuskan untuk menjadi golput.

Apakah anda puas dengan kondisi infratruktur di lingkungan anda? Jika tidak, maka segeralah keluar dan memilihlah.

Apakah anda lelah dengan persoalan korupsi dan arogansi di Jakarta? Maka keluarlah dan memilihlah.

Apakah anda ingin pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak anda dan harga bawangyang lebih murah? Jika iya, maka keluarlah dan memilihlah.

Ingatlah bahwa suara anda juga merupakan bagian dari tugas kewarganegaraan.

Pilihan yang Anda buat akan memiliki implikasi kuat terhadapsiapa yang akan menjalankan pemerintahan lima tahun mendatang.

Ini berarti bahwa siapapun ikutmenetapkan jalan bangsa ini dalam mengambil dan memetakan sejarah Indonesia. Keputusan Anda akan memiliki dampak entah itu dampak yang baik dan buruk untuk generasi mendatang.

Di tahun 2009, sekitar 29% dari pemilih,memutuskan untuk mengorbankan hak dan tanggung jawab mereka dengan golput.

Kita tidak pernah tahu bagaimana hasilnya, mungkin saja Indonesia lima tahun kemarin akan berbeda jika mereka tidak diam di rumah pada hari pemilihan kala itu.

Terlepas dari semua itu, pepatah lama tetap berlaku: politisi buruk dipilih oleh orang-orang baik yang tidak memilih.

Indonesia tentu patut mendapatkan politisi yang baik dan profesional. Pilihan ada di tangan Anda.[***]

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belajar dari Pemimpin Filipina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler