jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) menentang wacana penutupan Pulau Komodo selama satu tahun, untuk konservasi demi mengembalikan keaslian habitat pulau tersebut.
Wacana sebelumnya mengemuka untuk menata kembali kawasan taman nasional Komodo yang akan menjadi pariwisata bertaraf premium sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
BACA JUGA: Bareskrim Bersama KLHK Melepasliarkan Enam Komodo di NTT
BACA JUGA : Jokowi Kunjungi Pulau Rinca, Ini Rencananya untuk Taman Nasional Komodo
Menurut Sekjen Garda NTT Marlin Bato, wacana penutupan Pulau Komodo selama satu tahun bakal mematikan usaha pariwisata di kawasan itu. Nasib 2000 warga yang bermukim di Pulau Komodo juga terancam digusur secara paksa oleh pemerintah.
BACA JUGA: Sekilas Tentang Gua Batu Cermin, Tempat Pak Jokowi dan Bu Iriana Berkunjung Hari Ini
"Karena itu, kami menuntut Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat mengklarifikasi kembali terkait isu penutupan Pulau Komodo," ujar Marlin di Jakarta, Jumat (2/8).
Garda NTT juga menuntut Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kala berpihak kepada nasib 2000 jiwa penduduk yang ada di Pulau Komodo.
BACA JUGA: Jual Bayi Komodo, Tiga Pria Terancam Lima Tahun Bui
"Meminta Gubernur NTT membuka ke publik rancangan pembangunan dan grand desain Pulau Komodo, termasuk sumber-sumber dana investasi yang masuk untuk Pulau Komodo," ucapnya.
BACA JUGA : Rencana Penutupan Pulau Komodo Tunggu Kajian Tim Terpadu
Lebih lanjut Marlin menyatakan, pihaknya juga menuntut pemerintah tidak menggusur 2000 jiwa penduduk Pulau Komodo. Kemudian mengkaji kembali dampak-dampak kemanusiaan akibat penggusuran.
"Pemerintah juga penting memberi jaminan hidup dan masa depan masyarakat terdampak," ucap Marlin.
Untuk menyuarakan tuntutannya, puluhan massa Garda NTT bakal menggelar aksi unjukrasa di depan kantor penghubung Pemerintah Provinsi NTT di Jakarta, Jumat siang sekitar Pukul 14.00 WIB.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK: Komodo Aset Wisata BesarÂ
Redaktur & Reporter : Ken Girsang