jpnn.com - JAKARTA - Menko Polhukam Wiranto menuturkan, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebenarnya bisa dilakukan kapan pun.
Tidak perlu menunggu momen-momen tertentu. Apalagi bila sampai muncul wacana bahwa pertemuan itu dimaksudkan untuk mendinginkan suasana politik.
BACA JUGA: Agus: SBY Salah Satu yang Sangat Andal
Dia menjelaskan, dalam kondisi bangsa yang sedang giat membangun, memang sangat baik bila para tokoh politik bertemu secara intens.
’’Tidak harus kemudian panas baru bertemu. Nanti seakan-akan kita nggak ada komunikasi,’’ ujarnya setelah peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Istana Negara kemarin.
BACA JUGA: Revisi UU Teroris Bakal Siapkan Kompensasi untuk Korban Teror
Apakah itu berarti tidak perlu ada pertemuan politik lagi setelah pertemuan dengan Prabowo? Wiranto tidak bisa menjawab.
’’Politik itu kan tidak perlu panas baru ada pertemuan. Kondisi dingin lalu bertemu juga tidak apa-apa,’’ tutur mantan panglima TNI tersebut.
BACA JUGA: Polisi Berharap Demo 2 Desember Urung Digelar
Menurut dia, situasi nasional yang panas beberapa waktu lalu seharusnya mulai menurun.
Sementara keputusan aparat kepolisian sudah sesuai dengan tuntutan para pengunjuk rasa.
’’Seharusnya sudah dingin dan nggak ada alasan untuk dipanas-panaskan lagi,’’ tegasnya.
Sejak ditetapkan sebagai presiden terpilih oleh KPU, Jokowi setidaknya empat kali bertemu dengan SBY.
Momen pertama terjadi di Nusa Dua, Bali, 27 Agustus 2014.
Kemudian, SBY mengundang Jokowi ke istana pada 19 Oktober 2014, sehari sebelum pelantikan.
Pertemuan ketiga berlangsung pada 8 Desember 2014 di Istana Merdeka. Namun, SBY saat itu berkapasitas chairman Global Green Growth Institute (GGGI).
Pertemuan terakhir berlangsung saat peresmian gedung baru KPK di Kuningan, Jakarta, 29 Desember 2015. (dyn/c5/byu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah: Apa Salahnya Presiden Temui Habib Rizieq
Redaktur : Tim Redaksi