jpnn.com - SURABAYA - Beberapa tahun terakhir Jawa Timur (Jatim) selalu surplus sapi. Kondisi tersebut membuat Jatim tidak menerima impor sapi potong dari Australia. Sebaliknya, provinsi di ujung timur Pulau Jawa tersebut mengirimkan sapi potongnya ke sejumlah provinsi.
Kepala Bidang Agribisnis Dinas Peternakan Jatim Rohayati menyatakan, saat ini pihaknya siap mengirim 310.000 ekor sapi potong. "Kami mengharapkan bisa mengirim 310 ribu ekor keluar Jatim. Melebihi tahun lalu yang hanya terkirim 240 ribu ekor," kata Rohayati pada Jumat (10/7).
BACA JUGA: Gimana nih...Saham Unggulan Masih Loyo
Tahun lalu surplus sapi dikirim ke empat provinsi, yakni DKI Jakarta, Kalimantan Timur (Kaltim), Jawa Barat (Jabar), dan Banten. Pada kuartal pertama, pengiriman sapi potong sudah terealisasi 20.688 ekor. Sementara kuartal kedua, pada Juni, pengiriman sapi sudah mulai banyak karena Ramadan. Pengiriman selama Ramadan dan Lebaran diperkirakan 3-4 kali lipat lebih banyak dibanding kuartal pertama.
''Tapi, setelah Lebaran, jumlah pengiriman sapi potong kembali menurun. Tidak sebanyak ketika Ramadan dan Lebaran," imbuhnya. Jumlahnya di kisaran 9-10 ribu sapi. Pengiriman dengan jumlah besar akan terjadi kembali menjelang Idul Adha.
BACA JUGA: Abu Gunung Raung Bikin Kacau Penerbangan
Meskipun tidak menerima sapi impor, Dinas Peternakan Jatim sejak Januari-Mei 2015 telah mencatat bahwa 299 ton daging impor masuk untuk kebutuhan hotel, restoran, dan katering (horeka) serta industri. Sedangkan kuartal pertama, pemotongan sapi untuk Jatim sudah terealisasi 93 ribu ekor. ''Jika diperkirakan, hingga bulan ini 150.000 ekor," tuturnya.
Pada 2015, Dinas Peternakan Jatim menyiapkan 451.931 ekor sapi potong untuk kebutuhan Jatim selama satu tahun. Berkat surplus sapi, kata Rohayati, Jatim tidak mengalami lonjakan tinggi soal harga sapi. ''Ketika Lebaran, mungkin harga daging paling mahal hanya mencapai Rp 100 ribu," tutupnya. (fel/c22/agm)
BACA JUGA: Arif Wibowo Sebut Banyak Tantangan Dihadapi Garuda Selama Juli
BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda Siapkan Rp 24,6 Triliun untuk Datangkan 24 Pesawat Baru
Redaktur : Tim Redaksi