Jeffrey Adrian, Calon Air Racer Pertama dari Indonesia

Siapkan Selebrasi Terbang Rendah di Jalan Sudirman

Selasa, 10 Agustus 2010 – 08:38 WIB
Jeffrey Adrian di depan pesawat milik Mike Goulian, salah seorang pilot Red Bull Air Racing World Championship, dalam seri di Perth, Australia. Foto: Adrian Aerosports for Jawa Pos

Kemapanan tak selamanya menjadi pilihan hidupItulah jalan yang ditempuh Jeffrey Adrian

BACA JUGA: Sensasi Adrenaline dari Pencakar Langit Eureka

Dia meninggalkan pekerjaan sebagai pilot Garuda Indonesia demi mengejar mimpi menjadi air racer.

M
DINARSA KURNIAWAN, Jakarta

JEFFREY Adrian tampak berseri-seri saat hadir di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kemarin (9/8)

BACA JUGA: Menyaksikan Acara Besar Tahunan Lelang Uang Langka

Berjaket kulit, Jeffrey mengajak serta istrinya, Revi Regina, dan seluruh anggota Adrian Aerosports, tim manajemen yang dibentuknya, serta orang tua dan mertua
Acara di Kemenpora itu untuk melepas kepergian Jeffrey ke Boston untuk mengikuti pelatihan menjadi pilot Red Bull Air Race

BACA JUGA: Mulai Kasus Tarif Parkir hingga Pesawat Delayed

Menpora Andi Alifian Mallarangeng hadir dalam acara itu untuk memberikan semangat dan dukungan kepada pilot kelahiran Bandung, 4 Maret 1970 ituJeffrey akan berangkat 12 Agustus lusa

"Saya pernah melihat Red Bull Air Race World Championship di TV kabelHebat sekali pilot-pilotnyaSaya membayangkan, kapan ya ada orang Indonesia bisa jadi peserta di ajang seperti itu," kata Andi Mallarangeng"Lalu, saya bertemu JeffreyIni adalah hal yang langkaJadi, dia harus didukung untuk mengharumkan nama bangsa di olahraga dirgantara," lanjutnya

Dukungan dari pemerintah adalah salah satu syarat seorang pilot mengikuti kejuaraan tersebutRed Bull Air Race World Championship adalah even yang kerap disamakan dengan balap Formula 1 di udaraDalam ajang itu, para air racer (sebutan untuk pilotnya) menunjukkan keterampilan beraksi di udara di lintasan yang sudah disiapkan

Biasanya, lintasan itu berada di atas danau atau sungaiLalu, di sana dipasang sejumlah tiang yang harus dilewati para kontestan dengan manufer-manufer gerakannyaLayaknya slalom test, satu per satu peserta berusaha bermanuver untuk menaklukkan tantangan yang diberikanSetiap tahun digelar delapan seri kejuaraan di seluruh duniaSebelum menjadi peserta, mereka harus mengikuti kualifikasi yang diadakan pada setiap September di Catalunya, Spanyol.

Itulah impian yang ingin dikejar Jeffrey, menjadi pilot balap pesawat akrobatik, sekaligus membawa nama Indonesia mengudara di even balap pesawat terbang paling populer di dunia itu"Pesawat identik dengan kemegahan dan kekagumanSaya ingin dunia tahu, anak Indonesia juga bisaSaat ini hanya ada 15 air racer, dan Asia hanya punya satu, Yoshihide Muroya dari Jepang," ujar Jeffrey"Saya yakin akan menjadi air racer kedua dari Asia," tambahnya

Jeffrey tidak tiba-tiba bangun di siang bolong dan bermimpi menjadi pilot yang lihai meliuk-liukkan pesawat ketika berbicara cita-citanya ituDia telah memiliki tujuh ribu jam terbang sebagai pilot Garuda Indonesia selama 13 tahun berkarir di maskapai milik negara itu

Pria penghobi ngebut itu juga memiliki dasar yang bagus sebagai pilotDia meraih predikat pilot dari South Wind Flight Academy di Houston, Amerika Serikat (AS), dua tahun sebelum bekerja di GarudaKetika menempuh pendidikan itulah, dia sempat mengambil mata kuliah menerbangkan pesawat akrobatikDia mengisahkan, instrukturnya kala itu bilang bahwa dirinya punya bakat menjadi pilot pesawat akrobatik

Tapi, dia tak memupuk bakatnya ituSebab, saat itu dia hanya ingin menjadi pilot pesawat komersialSelain itu, dia tidak punya kesempatan menerbangkan pesawat untuk akrobat udara"Kan tidak mungkin pesawat penumpang saya bolak balikkan," candanya

Meski bertahun-tahun menjadi pilot pesawat komersial, hasratnya menjadi air racer ternyata tak menguap begitu sajaPria yang pernah menjadi model di beberapa majalah pria itu terus memendam keinginan untuk mengangkasa dan bermanuver di udara

Sejak dua tahun lalu dia menyiapkan diri untuk mengejar mimpi ituDia mencari tahu bagaimana cara mengikuti pendidikan air racer di sekolah milik Red Bull di Boston tersebutMemang, dengan ribuan jam terbang yang telah disandangnya, Jeffrey tidak harus mengikuti pelatihan itu lima tahunDia hanya perlu setahun tiga bulan untuk menempuhnyaBahkan, seorang mentor khusus telah disiapkan untuk dirinya

Tak tanggung-tanggung, mentor yang ditunjuk adalah Michael Goulian, kontestan Red Bull Air Race World Championship dari ASJeffrey mengatakan, berlatih dengan mentor berpengalaman akan membuatnya lebih cepat belajar karena mendapatkan ilmu langsung dari pakarnya

Tahun depan, ketika dinyatakan lulus dari pelatihan, dia bisa mengikuti kualifikasi untuk masuk dalam jajaran peserta Red Bull Air Race World Championship, pada SeptemberItulah yang membuatnya kian yakin untuk memburu mimpiUntuk itu, dia harus mengorbankan banyak halSalah satunya, dia rela resign dari perusahan tempatnya bekerja selama ini

Dia sudah tak berdinas dua bulan dan sebulan terakhir gajinya sudah distopPadahal, dia tengah berada di ambang puncak karir seorang pilot GarudaEnam bulan lagi dia akan dipromosikan dari senior first officer menjadi captain

Jeffrey mengaku sudah mengeluarkan uang sekitar Rp 2,3 miliar untuk pendaftaran dan membiayai pelatihan di Red Bull Air RaceUntuk itu, Jeffery harus menguras tabungannya, menjual mobil, plus motor Harley-Davidson.  Dia juga terpaksa mudik ke Bandung  karena rumahnya di kawasan Kemang, Jakarta, telah dikontrakkan dua tahun kepada seorang ekspatriat

Sayang, sampai saat ini, belum ada dukungan resmi dari Garuda IndonesiaBaik berupa dana maupun memberikan dispensasi agar Jeffrey tidak sampai menanggalkan pekerjaannyaPadahal, Menpora sudah mengirimkan surat kepada Dirut Garuda Indonesia Emirysah Satar untuk memberikan dukungan kepada salah satu pilotnya itu
 
"Itulah yang sekarang sedang diperjuangkan Asosiasi Pilot Garuda (APG)Saya tetap kerja, tapi juga bisa jadi air racerSampai sekarang, belum ada tanggapan dari manajemen Garuda Indonesia," ucapnya lirih
 
Jeffrey merasa aneh, kenapa Garuda Indonesia tidak mendukungnyaPadahal, di ajang itu banyak juga air racer yang berstatus sebagai pilot maskapai penerbangan komersial.  Malah, keikutsertaan mereka bisa mengerek gengsi maspakai tempatnya bekerjaSebab, setiap kali seorang air racer akan beraksi, announcer selalu menyebutkan negara asal pilot dan maskapai tempatnya bekerja
 
Contohnya adalah Paul Bonhomme,  air racer asal Inggris yang juga berstatus pilot British AirwaysPenerbang pesawat Zivko Edge 540 itu adalah kampiun Red Bull Air Race World Championship dua tahun terakhir
 
Pengorbanan Jeffrey tidak hanya berupa materiDia juga harus memberikan pengertian kepada istri agar mengizinkan dirinya menempuh jalan hidup yang mungkin jauh lebih berisiko daripada menjadi pilot pesawat komersial.  "Sebagai istri,  saya harus ikhlas dan terus men-support apa pun pilihan suamiSaya yakin, itu yang terbaik untuk kami," urai Revi Regina.
 
Wanita 37 tahun yang sudah tujuh tahun menikah dengan Jeffrey itu mengatakan, awalnya memang beratSebab, dia tidak hanya harus merelakan suaminya berjibaku dengan maut di kokpit pesawatHarta yang mereka kumpulkan selama bertahun-tahun pun juga harus dikorbankan"
 
Bahkan, Revi siap mengikuti suaminya ke BostonRencananya, sembari menemani Jeffrey, dia akan mengabadikan kegiatan Jeffrey dan mengirimkan ke tanah air untuk promosi dan menggalang dana bagi kegiatan suaminya
 
Sampai saat ini, memang belum ada dukungan dalam bentuk fresh money dari pihak mana punTetapi, sejumlah pihak sudah memberikan dukungan kepadanyaAntara lain, Menpora, Menbudpar Jero Wacik, dan mantan Dirut Garuda Robby Djohan.
 
Jeffrey mengatakan, Angkatan Udara (AU) juga sudah menyiapkan runway dan hanggar khusus untuk dirinyaSebab, kalau dinyatakan lulus, dia boleh membawa pulang sebuah pesawat Zivko Edge 540Selain itu, dia juga akan mendapatkan gaji plus prize money.
 
Dengan status sebagai pilot peserta Red Bull Air Race World Championship, Indonesia juga berhak mengajukan diri sebagai salah satu negara penyelenggara even itu"Kalau saya lulus dan kembali ke Indonesia tahun depan, saya ingin terbang rendah di Jalan SudirmanSaya ingin semua orang bangga,  Indonesia juga punya pilot andal," harapnya
 
Tetapi, kalau tudak lolos kualifikasi, dia bisa mengikuti kembali kualifikasi tahun berikutnyaSembari menunggu hasil itu, Jeffrey akan kembali bekerja.
 
Bersama Adrian Aerosports, dia siap menjadi pilot pesawat akrobatik profesional pertama di Indonesia"Mungkin nanti ada calon (dalam pilkada, Red) yang meminta saya untuk akrobat di sela-sela kampanyenyaPokoknya, saya percaya rezeki sudah ada yang mengatur," tandas dia(*/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat Cerita Para Eksil yang Ingin Mati di Tanah Kelahiran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler