BACA JUGA: Media Belum Maksimal jadi Pembentuk Opini Ideologi
Demikian antara lain ditegaskan aktivis Petisi 28, saat bertandang ke Gedung KPK, Kamis (19/5), sekitar pukul 13.30 WIBHaris menegaskan bahwa kejahatan korupsi di Indonesia sepertinya sudah menyatu dengan kekuasaan
BACA JUGA: Boediono Kecewa Kinerja Menteri ESDM
Pasalnya menurutnya, berbagai kasus selalu melibatkan unsur birokrasi kekuasaan, elit eksekutif, legislatif dan yudikatifBACA JUGA: ICW Kecam Pemberian Izin Gubernur Kaltim ke LN
Itu terlihat jelas dengan belum dibongkarnya korupsi kekuasaan oleh KPKSebut saja misalnya kasus IT KPU, Century, hibah KRL Jepang, serta beberapa yang lainnya."Bukannya mengusut, KPK malah sepertinya berlindung di balik kejahatan tersebut dan menjadi bagian di dalamnya," papar Petisi 28 mengemukakan pendapatnya.
Apalagi belakangan, sejumlah kasus pun kembali cukup ramai dibicarakanDi antaranya yaitu kasus suap proyek wisma atlet yang melibatkan Sekretaris Kemenpora, serta mark up Merpati MA-60Haris menegaskan, kedua kasus besar ini merupakan ujian terakhir bagi pimpinan KPK yang segera berakhir jabatannya beberapa bulan lagi.
Supaya tidak mendapat cibiran dari masyarakat, kata Haris pula, KPK mesti fokus membongkar dugaan kejahatan yang terjadi di kegiatan yang pembiayaannya menggunakan uang negara tersebut"Kalau KPK gagal melaksanakan amanat yang diembankan kepadanya, rakyat pasti akan marah dan berteriak," tutur aktivis PRD ini serius.
Agar agenda pemberantasan korupsi terus berjalan sesuai agenda reformasi, kelompok Petisi 28 juga menyerukan berbagai elemen bangsa untuk bersatu melakukan pengawalanMulai dari mahasiswa, LSM, tokoh agama, pemuka masyarakat, hingga berbagai komponen lainnya, harus bersama mengawal kegiatan pemberantasan korupsi di tanah air ini"SBY dan Boediono adalah yang paling bertanggung jawab terhadap carut-marutnya keadaan sekarang," tegas Haris(mur/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemacetan di 6 Kota Besar Sudah Akut
Redaktur : Tim Redaksi