Jelang Eksekusi Amrozi Cs, Satu Peleton Brimob Jaga PLTU

Selasa, 28 Oktober 2008 – 09:58 WIB
CILACAP - Cilacap terus siagaSemakin mendekati pelaksanaan eksekusi tiga terpidana mati kasus bom Bali I, pengamanan di kawasan itu terus ditingkatkan.

Petugas yang masuk Cilacap juga semakin banyak

BACA JUGA: KPK Ubah Formasi Tim Jaksa

Bukan hanya pasukan brimob yang didatangkan dari Polda Jateng
Kendaraan keperluan pengamanan juga terus memasuki kabupaten yang membawahi Pulau Nusakambangan, tempat Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron ditahan

BACA JUGA: Bawaslu Akan Laporkan Sukmawati ke Mabes Polri



Kemarin beberapa kali terlihat mobil antiteror dan truk brimob keluar masuk Nusakambangan melalui Dermaga Wijayapura
Tak ketinggalan petugas Dokkes dari Polda Jateng ikut bersiap-siap menjelang eksekusi trio bomber itu.

Kadiv Lapas Wilayah Jateng Bambang Winaryo kemarin juga tampak menyeberang ke Pulau Nusakambangan

BACA JUGA: Pemda Harus Laksanakan RUU Pornografi

Namun, saat dicegat wartawan di Dermaga Wijayapura, dia mengatakan bahwa kedatangannya itu tidak ada kaitannya dengan eksekusi Amrozi cs.

Beberapa objek vital di Cilacap juga terus dipagar oleh petugas keamananSetelah Pertamina dinyatakan siaga satu, kemarin giliran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Karangkandri, Cilacap yang juga meningkatkan kesiagaanSatu peleton pasukan brimob ditempatkan di lokasi penting ituSelain hadir dengan senjata lengkap, pasukan tersebut dilengkapi mobil water cannon

Hadirnya pasukan itu menjadikan pengamanan PLTU berkapasitas 2 X 300 Megawatt itu luar biasa ketat

Jangankan tamu dari luar, para pekerja PLTU yang biasanya mudah keluar masuk, mulai kemarin harus diperiksa dengan metal detector satu per satu"Sebelumnya tidak seperti ini," ujar salah seorang karyawan

Pasukan brimob tidak hanya menjaga pintu masuk PLTU, tapi juga pinggiran pantai"PLTU merupakan salah satu objek vital yang keberadaannya tidak boleh tergangguPengamanan ini bukan inisiatif kami, tetapi kita menerima bantuan pengamanan," ujar Field Manager PLTU Karangkandri Cilacap, Sutikno, kemarin

Pengamanan PLTU ternyata tidak sebatas pada pabriknya sajaPekerja asing dari Tiongkok juga mendapat pengamanan ketatDi PLTU itu terdapat sekitar 130 warga negara TiongkokMereka ada yang tinggal di hotelKalau berangkat ke kantor, mereka dikawal secara ketat oleh petugas

Sutikno mengakui, peningkatan pengamanan itu sempat menimbulkan pertanyaan dari para pekerja"Mereka jadi bertanya-tanya, karena di PLTU banyak petugas bersenjataTetapi, setelah kita jelaskan, mereka maklumSemuanya berjalan lancar kok," tambahnya

Beberapa warga Cilacap juga merasakan peningkatan keamanan di wilayahnya"Sejak pengumuman eksekusi, polisi terlihat di mana-manaBahkan, berkali-kali mereka merazia kendaraan yang keluar-masuk Cilacap," kata Mukharor, warga Cilacap

Respons Australia

Rencana eksekusi tiga terpidana mati bom Bali Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudera mendapatkan perhatian pemerintah AustraliaKemarin Dubes Australia untuk Indonesia Bill Farmer menemui Jaksa Agung Hendarman Supandji di Kejagung.

Masuk akal jika Negeri Kanguru itu berkepentingan dengan eksekusi Amrozi dkkSebab, 88 orang di antara 202 korban bom yang meledak pada 12 Oktober 2002 itu adalah warga Australia.

Pertemuan Hendarman dengan Farmer dilakukan sekitar pukul 10.00 dan berlangsung tertutupTidak banyak peserta pertemuan ituMenurut informasi, selain Farmer dan Hendarman, ada seorang penerjemah yang mendampingi keduanyaNamun, Kejagung membantah perkiraan bahwa pertemuan tersebut terkait dengan rencana eksekusi trio bomber itu

"Pertemuan itu menyangkut masalah bantuan dari pemerintah Australia untuk memudahkan ekstradisi Adrian Kiki Ariawan (terpidana kasus BLBI Rp 1,5 triliun yang lari ke Australia, Red)," kilah Kapuspenkum Kejagung Jasman Pandjaitan.

Pertemuan Farmer dengan Hendarman, kata Jasman, sejatinya dijadwalkan dilakukan pada Kamis lalu (23/10), sehari sebelum pengumuman rencana eksekusi AmroziNamun, agenda itu urung.

Jasman membantah anggapan bahwa eksekusi Amrozi cs termasuk materi pembicaraan dalam pertemuan tersebut"Pembicaraan itu (eksekusi Amrozi cs, Red) tidak adaMurni hanya bahas soal ekstradisi," tegasnyaDia juga menolak informasi bahwa bantuan pemerintah Kevin Rudd soal ekstradisi Adrian itu merupakan barter dengan eksekusi Amrozi cs.

Menurut Jasman, pemerintah Australia telah menyatakan kesediaannya untuk memulangkan Adrian yang telah diproses pengadilan secara in absentia di IndonesiaSaat ini, tambahnya, Australia tinggal menunggu surat dari pemerintah Indonesia, dalam hal ini Departemen Hukum dan HAM"Mereka bersedia dan kooperatif untuk memulangkan ke Indonesia dan kami (Kejagung, Red) sudah minta ke Depkum HAM," terang Jasman.

Namun, uniknya, Jasman tidak menjawab tegas ketika ditanya apakah pemerintah Australia sudah menemukan posisi terakhir Adrian"Pemerintah Australia menyatakan kesediaannya untuk membantu sepenuhnya," jawabnya diplomatisAdrian Kiki dan Bambang Soetrisno adalah terpidana kasus BLBI Bank Surya Rp 1,5 triliunBambang diduga kabur ke Singapura, sedangkan Adrian ke Australia

Anggota Tim Pengacara Muslim (TPM) Fachmi Bachmid yakin bahwa eksekusi Amrozi syarat dengan kepentingan asingSalah satu buktinya adalah kedatangan Farmer itu"Memang, sejak awal, niatnya membunuh klien kamiJika eksekusi, maka harus ada aturannya yang hingga kini tak juga semua dipenuhi, tapi sudah ingin cepat-cepat menembak," katanya

Fachmi kemarin mendatangi Mahkamah Agung untuk memperjelas posisi kasus kliennya kemarin pagiDia datang dengan sejumlah anggota TPM lain, antara lain Qadhar FaisalNamun, mereka harus puas hanya ditemui panitera muda pidana, SuhadiKepada Suhadi, mereka menjelaskan duduk perkara nasib peninjauan kembali (PK) klien merekaKhususnya nasib akta permohonan PK tertanggal 30 Januari 2008 dan tertanggal 30 April 2008(amu/yan/jpnn/fal/naz/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... RUU Pornografi Disahkan Pekan Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler