jpnn.com, NAIROBI - Amburknya Jembatan Sigiri di Kenya dapat berimplikasi negatif secara politis bagi presiden negara itu, Uhuru Kenyatta. Pasalnya, musibah itu terjadi menjelang pemilihan presiden di mana Kenyyata kembali maju.
Kenyatta dan Koalisi Jubilee yang mendukungnya menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai 'dagangan' utama dalam kampanye pilpres.
BACA JUGA: Belum Rampung, Jembatan Rp 160 M Buatan Tiongkok Sudah Ambruk
Karena itu, robohnya Jembatan Sigiri yang dia bangga-banggakan jelas menjadi tamparan telak bagi Kenyyata. Apalagi dia sempat menginspeksi langsung pengerjaan jembatan itu 14 Juni lalu.
Jembatan buatan Tiongkok yang menghabiskan anggaran USD 12 juta atau setara dengan Rp 160,5 miliar itu ambruk pada 26 Juni.
BACA JUGA: Sungguh Mulia..Tiap Pagi Gendong Anak SD Seberangi Sungai
”Kami mematuhi semua standar yang ditetapkan sebelum dan selama pembangunan. Insinyur-insinyur kami berpengalaman dan kami sama-sama bingung dengan apa yang terjadi,” ujar manajer proyek China Overseas Construction and Engineering Company (COVEC) baru-baru ini.
Pembangunan dimulai pada 2015 dan diharapkan selesai bulan ini. Jembatan di Busia County itu membentang sepanjang 50 meter di atas Sungai Nzoia.
BACA JUGA: Jembatan Putus, Ratusan Keluarga Terisolasi
Saat ini pembangunan jembatan tersebut dihentikan sementara. Pemerintah Kenya tengah menyelidiki apa yang telah terjadi. Termasuk dugaan kelalaian. Lebih dari 20 pekerja luka-luka gara-gara tragedi itu.
Dalam berbagai kampanyenya, Kenyatta, yang mencalonkan diri lagi sebagai presiden, mengklaim bahwa jembatan itu akan mengubah kondisi sosial-ekonomi penduduk sekitarnya.
Mereka tak perlu lagi bertaruh nyawa untuk menyeberangi sungai serta lebih mudah mengakses pasar, rumah sakit, dan sekolah.
Pembangunan besar-besaran di Kenya dipakai sebagai strategi kampanye oleh Koalisi Jubilee yang mengusung Kenyatta dan William Ruto. Pemilu di Kenya bakal berlangsung pada 8 Agustus mendatang. Kenyatta akan melawan pemimpin oposisi Raila Odinga.
Kejadian itu dimanfaatkan Odinga untuk menyerang Kenyatta. Menurut dia, jembatan tersebut ambruk karena pemerintah terburu-buru menyelesaikannya hanya untuk tujuan politik.
Untuk melakukan pembangunan besar-besaran, pemerintah Kenya sangat bergantung pada pendanaan Tiongkok. Termasuk di antaranya Madaraka Express yang dioperasikan mulai bulan lalu.
Jalur kereta api cepat Nairobi–Mombasa itu merupakan investasi terbesar Kenya sejak merdeka. (CNN/CameroonConcord/sha/c11/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bruak! Jembatan Gantung Ambruk, Warga dan 10 Unit Sepeda Motor Nyemplung
Redaktur & Reporter : Adil