Jepang Tak Nyaman dengan Sikap Indonesia

Jumat, 02 Oktober 2015 – 00:50 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai pemerintah Jepang mulai menunjukkan ketidaknyamanan terhadap pemerintah Indonesia. Ini terkait dengan kekalahan Jepang atas Tiongkok dalam berebut proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Saat ini kita tengah memasuki babak baru hubungan dengan Jepang. Pembatalan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang ternyata kemudian dimenangkan oleh Tiongkok tanpa beauty contest ulang yang melibatkan kedua negara, sulit dimengerti dan sangat disesalkan oleh Pemerintah Jepang," kata Tantowi melalui siaran persnya, Kamis (1/10) di DPR.

BACA JUGA: Hormati Putusan MK, Mendagri Tunggu Alternatif KPU

Ketidaknyamanan Jepang menurut politikus Golkar tersebut sebagaimana disampaikan Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga di prescon di Tokyo Selasa (29/9) lalu. Itu karena Tiongkok ditetapkan sebagai 'pemenang' mega proyek kereta cepat.

"Untuk masyarakat Jepang yang terbiasa menjunjung kesopanan dan etika,  gesture politik yang ditunjukkan Suga tersebut menunjukkan ketidaknyamaan yang sudah mencapai dosis tinggi Pemerintah Jepang terhadap Indonesia.

BACA JUGA: Polri Bersikap Tegas, Kalau Kasus Salim Kancil Gimana...?

"Bagi Jepang sebagaimana yang saya tangkap dari pembicaraan dengan pejabat-pejabat penting mereka, kalah dalam persaingan bisnis adalah biasa. Tapi "dikalahkan" dengan cara2 yang tidak etis menjadi hal yang tidak biasa," ungkap Tantowi.

Bahkan, mantan presenter kondang ini menilai kejadian tersebut sedikit banyak akan berpengaruh kepada hubungan kedua negara ke depan. Apalagi ada kesan keputusan yang diambil pemerintah

BACA JUGA: Kasus Denny Indrayana, Bareskrim Masih Tunggu Jaksa

Seharusnya tambah Tantowi, keputusan strategis yang akan diambil Pemerintah todak boleh hanya dilihat dari perspektif untung rugi secara ekonomi, tapi juga secara politik.

Disampaikan Tantowi bahwa dalam hubungan luar negeri, jalinan persahabatan dua negara yang bermuara pada sikap saling menghargai, saling menghormati dan saling membantu ketika sedang dalam kesulitan,

"Disayangkan apabila (persahabatan) dikorbankan demi kepentingan pragmatis dan jangka pendek ," pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhaimin Nilai Perlu Evaluasi Total Sistem Penyelenggaraan Haji


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler