Jika The Fed Putuskan Menaikkan Suku Bunga...

Kamis, 17 September 2015 – 05:36 WIB
Foto ilustrasi.dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Ekonom INDEF Eko Listyanto mengungkapkan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh Rp 14.500 masih disebabkan oleh sentimen eksternal.

"Isu utama penyebab melemahnya nilai tukar rupiah kali ini adalah keputusan The Fed melalui FOMC meeting besok," ujarnya kepada Jawa Pos, Rabu (16/9).

BACA JUGA: Tapi, Presiden Belum Puas

Eko mengungkapkan bahwa masih sulit memprediksi keputusan apa yang akan diambil oleh Bank Sentral AS tersebut. Sebab, lanjutnya, masih banyak pro dan kontra yang mengiringi keputusan yang akan diambil Janet Yellen besok.

"Dari pemimpin-pemimpin cabang Bank Sentral AS sendiri juga masih pro kontra soal kenaikan fed funds rate. Sebab, meski data pengangguran sudah on the track dibawah 6 persen, namun capaian inflasi di AS masih dianggap belum memenuhi target," katanya.

BACA JUGA: Waduh...Rupiah Sudah Dekati 14.500 per USD

Namun, meski diiringi oleh adanya pro kontra kenaikan suku bunga, hak veto tetap ada di tangan Yellen.

Selain itu, mempengaruhi nilai tukar rupiah yang terus tertekan, FOMC meeting juga dianggap dapat memberikan pengaruh pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dilaksanakan besok (17/9).

BACA JUGA: Dukung OJK Permudah Wisman Buka Rekening agar Valas Mengalir

Sebab, jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, maka ada indikasi BI rate akan ikut naik. Namun, jika The Fed memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunganya, maka BI rate akan tetap dipertahankan.

"Tetapi, bagaimanapun juga BI adalah lembaga yang independen. Memang ada indikasi bahwa FOMC meeting akan mempengaruhi RDG besok, namun, hal itu bukanlah semata-mata pertimbangan BI dalam mengambil keputusan," urainya.

Data-data indikator lain seperti capaian inflasi di tanah air maupun defisit neraca berjalan juga menjadi acuan bagi BI untuk mengambil keputusan. Namun, diakuinya, meski data neraca perdagangan yang dirilis Selasa (15/9) menunjukkan hasil surplus, hal tersebut belum mampu meredam gejolak pelemahan nilai tukar rupiah.

Selain BI, lanjutnya, keputusan The Fed juga ikut mempengaruhi hampir seluruh negara. Bahkan, negara maju sekalipun ikut mempersiapkan diri menghadapi keputusan FOMC meeting. Eko mencontohkan pada Tiongkok dan Inggris yang jauh-jauh hari telah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed.

"Tiongkok sudah mengambil langkah duluan untuk mendevaluasi mata uangnya. Tidak ketinggalan juga Bank Sentral Inggris yang juga berencana mulai menaikkan suku bunganya. Banyak negara-negara yang sudah mempersiapkan diri terhadap keputusan FOMC meeting besok," katanya. (owi/gen/dee/lus)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata, Ini yang Paling Diuntungkan di Bisnis Pulsa Token Listrik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler