''Boleh-boleh saja kalau (ExxonMobil) mau kerja sama dengan Pertamina
BACA JUGA: Kalbe Farma Siap Hadapi JP Morgan
Tapi, tetap kita yang menentukan," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Selasa (20/1).Pemerintah, kata Kalla, sudah menetapkan sejak 9 Januari 2005 kontrak pengelolaan ladang gas Natuna D Alpha dengan ExxonMobil berakhir dengan sendirinya
''Exxon tidak mengirimkan proposal yang dapat diterima pemerintah RI
BACA JUGA: Menpera Minta CSR Disalurkan ke Perumahan
Kontrak automatically expired pada 9 Januari 2005BACA JUGA: Kewenangan DPR Saat Krisis Diatur Khusus
Jelas itu bukan proposal (pengembangan),'' paparnya.Dengan berakhirnya kontrak tersebut, ladang gas itu kembali dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia''Bahkan, Presiden Yudhoyono sudah menunjuk Pertamina untuk mencari mitra mengelola NatunaKarena itu, posisi ExxonMobil sekarang ini seperti perusahaan kontrak karya migas lainnya," jelasnya
Kalla menambahkan, selama 13 tahun, ExxonMobil menelantarkan Blok Natuna D AlphaSetelah pemerintah memutuskan menyerahkan pengelolaan ladang gas itu kepada Pertamina, Exxon lantas mencoba mengelak dengan menyodorkan rencana pengembangan Natuna D Alpha kepada menteri energi dan sumber daya mineral, Direktorat Jenderal Migas, dan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas pada 30 Desember 2008.
ExxonMobil berpendapat, mereka masih berhak atas Natuna D Alpha karena telah mengajukan perpanjangan kontrak untuk lima tahun berikutnya 2004(noe/el)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batasi Ekspor, Harga Timah Membaik
Redaktur : Tim Redaksi