jpnn.com - Ketua Bidang Politik Partai Ummat Hilmi R Ibrahim meminta Presiden Joko Widodo mengakhiri sikapnya yang terkesan memberi dukungan terhadap sosok tertentu untuk melaju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut Hilmi, sikap menjaga diri penting untuk menjaga marwah kehomatan jabatan presiden.
BACA JUGA: Partai Ummat Minta Pemerintah Jelaskan Soal Transaksi Janggal Rp 349 T
Dia menyatakan pandangannya menyikapi pertemuan Presiden Joko Widodo dengan lima ketua umum partai yang digelar di sela-sela Silaturahmi Ramadan Bersama Presiden Jokowi di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (2/4).
Kelima ketua umum dimaksud yakni, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP Mardiono.
BACA JUGA: Kemenkominfo Didaulat jadi Pembicara di WSIS Forum 2023
Hilmi dalam pesan tertulisnya terlebih dahulu menyebut bahwa pesan yang disampaikan merupakan pesan damai ramadan.
Dia kemudian mengatakan Partai Ummat meminta presiden agar tidak terlalu mendahulukan soal siapa yang akan menggantikannya pada 2024 nanti, dengan merujuk pada seorang kandidat yang diharapkan.
BACA JUGA: Partai Perindo Bicara Soal Kandidat Presiden, Begini
"Sebagai seorang Presiden yang akan mengakhiri masa jabatannya, lanjut Hilmi,
Menurut Hilmi, sebagai seorang presiden yang akan mengakhiri masa jabatan, Jokowi seharusnya melapangkan jalan dan bersikap netral kepada siapa pun yang dipilih oleh rakyat.
Karena sejatinya presiden merupakan milik semua golongan.
"Presiden tugasnya adalah memastikan seluruh program dan kebijakannya berhasil dan berahir dengan baik, sementara presiden terpilih yang akan datang dapat melanjutkan atau memperbaiki," ujar Hilmi dalam keterangannya, Senin (3/4).
Hilmi lebih lanjut mengatakan Partai Ummat meminta agar Jokowi tidak usah terlalu khawatir program yang ada saat ini tidak akan dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya.
"Anggaplah program yang sudah dikerjakan selama sepuluh tahun itu sebagai legacy dan serahkan kepada masyarakat untuk menilai. Jangan terlalu memastikan siapa yang akan menggantikannya," kata Hilmi.
Hilmi lebih lanjut mengatakan sikap presiden yang terkesan mendukung kandidat tertentu menunjukkan ketidaktahuan tentang prinsip demokrasi yang baik.
"Presiden harus menjaga kehormatannya dengan berdiri pada posisi yang sama untuk semua capres."
"Kalau presiden masih mendukung kandidat yang dikehendaki sesungguhnya itu di luar ekspetasi publik," katanya.
"Sikap yang baik itu, presiden memberikan jarak yang sama dengan semua kandidat. Tatap lah demokrasi Indonesia ke depan. Jadikan Indonesia sebagai negara maju dalam berdemokrasi," kata Hilmi. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga Urutan Pertama Kandidat Presiden Pilihan Musra Sumut
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang