Jokowi: Kita Harus Keluar dari Zona Nyaman

Jumat, 17 Februari 2017 – 16:25 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto:

jpnn.com - jpnn.com -Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pemerintah sejak awal berkomitmen untuk membangun infrastruktur sebagai prioritas utama, karena hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan pemerataan ekonomi dan juga mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hal ini disampaikan Jokowi -sapaan presiden, dalam acara Financial Closing Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/2). “Memang dalam lima tahun ini pemerintah ingin konsentrasi, ingin fokus pada pembangunan infrastruktur," katanya.

BACA JUGA: Praktisi Hukum: Pemberhentian Ahok Wewenang Presiden

Namun, pemerintah menyadari bahwa untuk membangun berbagai infrastruktur tidak bisa dipenuhi hanya dari APBN semata. Sehingga, pendanaan pembangunan infrastruktur non-APBN dinilai mempunyai peranan penting dalam mendukung percepatan pembangunan di tanah air.

Karena itu, Presiden Jokowi mendukung dijalankannya terobosan-terobosan seperti PINA, yang melengkapi skema pembiayaan infrastruktur nasional, selain skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Private Public Partnership (PPP).

BACA JUGA: Desmond Samakan Masalah Jokowi-Arif dengan SBY-Aulia

Presiden menyambut baik Financial Closing Waskita Toll Road sebagai proyek perdana PINA. Dia berharap program tersebut dapat mempercepat pembiayaan investasi Waskita Toll Road senilai Rp 70 triliun.

“Saya kira kalau cara-cara seperti ini kita lakukan, akan banyak sekali infrastruktur yang dulunya hanya tergantung pada APBN, sekarang tidak. Bisa investasi murni, bisa PPP atau KPBU dan bisa dengan skema lain,” ujar mantan Wali Kota Surakarta itu.

BACA JUGA: Wahai Presiden Kami Tercinta...

Model pembiayaan seperti ini menurut Jokowi, harus terus diimplementasikan. Bukan hanya proyek jalan tol, melainkan ke sektor lainnya seperti pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, dan sektor energi. Termasuk, proyek strategis yang terhenti pembangunannya karena kendala pembiayaan.

“Karena saya lihat sekarang seperti di Umbulan, tidak tahu berapa tahun berhenti. Sekarang sudah bisa jalan dengan model PPP. Hal-hal seperti ini yang harus dicarikan jalan terobosan, di luar pakem-pakem yang rutinitas, sering kita jalani, kita nikmati. Sekali lagi kita harus keluar dari zona nyaman itu,” ucapnya.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam laporannya menyampaikan, PT Waskita Toll Road merupakan proyek pertama dengan skema PINA, telah berhasil memenuhi pembiayaan tahap awal 9 ruas jalan Tol senilai Rp.70 triliun. Di mana 5 proyek di antaranya adalah Tol Trans Jawa.

Pada pilot program PINA ini, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Taspen (Persero) memberikan pembiayaan ekuitas tahap awal kepada PT Waskita Toll Road sebesar Rp 3,5 triliun, sehingga total ekuitas menjadi Rp 9,5 triliun dari kebutuhan Rp 16 triliun.

Program PINA, kata mantan menteri Keuangan ini, mendorong kekurangan ekuitas tersebut untuk dipenuhi di tahun ini atau awal tahun depan dengan mangajak berbagai institusi pengelola dana yang ada.

“Dengan demikian, target agar Tol Trans Jawa terhubung per akhir 2018 dapat terwujud. Untuk mengakselerasi pembangunan nasional dan juga memberi daya ungkit perekonomian,” ucap Bambang. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Tunggu Fakta Sidang soal Ipar Jokowi di Suap Pajak


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jokowi  

Terpopuler