Jokowi 'Mati', Prabowo Rugi

Jumat, 09 Mei 2014 – 17:57 WIB
Foto: Facebook

jpnn.com - JAKARTA - Iklan kematian Joko Widodo bertebaran di media sosial. Tak pelak munculnya iklan itu mendapat protes keras dari publik. Sebab, publik menilai ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan.

Psikolog politik dari Universitas Indonesia Dewi Haroen menyodorkan analisanya soal iklan lelayu tentang kematian Jokowi. Dewi menyebut Jokowi justru diuntungkan dengan iklan itu karena pendukung calon presiden dari PDIP itu langsung bereaksi keras merasa dizalimi.

BACA JUGA: Mau Daftar Capres, Parpol Harus Punya 112 Kursi DPR

"Sedangkan pihak Prabowo dirugikan karena stigma negatif selalu dialamatkan kepadanya," kata Dewi, Jumat (9/5).

Dewi menambahkam, Jokowi mendulang keuntungan besar dari kampanye negatif itu. Sebab selain langsung dibela oleh rakyat, Jokowi juga diposisikan menjadi pihak yang teraniaya.

BACA JUGA: Terlihat Lelah, Hakim Tawari Boediono Minum

Dalam sejarah pencapresan di Indonesia, lanjut Dewi, capres yang terkesan dianiaya biasanya mendapatkan banyak dukungan dan berpotensi menjadi presiden.

Karenanya Dewi tak yakin iklan lelayu Jokowi dibuat oleh kubu Prabowo. Sebab, tidak mungkin kubu Prabowo melakukan tindakan-tindakan bodoh yang akan merugikan capres dari partai Gerindra itu.

BACA JUGA: Pemprov Banten Belum Terima Surat Penonaktifan Atut

"Prabowo sendiri orang yang paham strategi dan timnya juga orang-orang pilihan yang tidak mungkin membuat kesalahan-kesalahan yang tidak material," ungkap Dewi.

Seperti diketahui, di laman jejaring sosial Facebook dan Twitter beredar gambar ucapan dukacita untuk Ir Herbertus Joko Widodo.  Bentuk gambar tersebut berupa iklan pengumuman kematian yang seperti sering dimuat di surat kabar. Ada foto Jokowi di gambar tersebut. Sebagai awalan dalam gambar tersebut, tercantum tulisan yang mengumumkan “kematian” Jokowi pada 4 Mei 2014.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Boediono Sebut BI Pernah Laporkan Pemilik Century ke Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler