jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al Azhar, Rahmat Bagdja menilai ada alasan mengapa Presiden Joko Widodo belakangan ini terlihat lebih dekat dengan mantan rivalnya Prabowo Subianto dibanding Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Soal Cikeas, kenapa Jokowi-SBY kurang dekat, karena menyimpan teknik-teknik simbol. Pak Prabowo berbeda," kata Rahmat, dalam diskusi bertema "Makna Dari Pertemuan Jokowi-Prabowo" di Pressroom DPR, Selasa (1/11).
BACA JUGA: Dana Pembangunan Gereja Diduga Lenyap, Warga Lapor KPK
Dalam forum yang dihadiri Wakil Ketua DPR Fadli Zon, politikus PDIP Maruarar Sirait, dan Ketum Golkar Setya Novanto, Rahmat juga bicara soal pihak paling diuntungkan dengan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok.
"Kalau kita lihat, yang diuntungkan besar dalam masalah 4 November, paling dua calon di luar Ahok, yang lebih untung lagi Agus, ketimbang Anies. Karena cenderung liberal," jelasnya.
BACA JUGA: Pake Aplikasi E-Tilang, Tak Perlu Repot Lagi Jalani Sidang
Namun pihaknya tidak sependapat bila pertemuan Jokowi-Prabowo pada Senin (31/10) kemarin, berkaitan erat dengan rencana aksi 4 November. Sebab, kata Rahmat, mantan Danjen Kopassus itu tak punya korelasi kuat dengan gerakan Islam.
"Saya lihat Pak Prabowo tidak punya kekuatan mengendalikan gerakan-gerakan Islam. Justru Pak Ahok punya kemampuan mengangkat gerakan Islam yang underground jadi naik," tambahnya. (fat/jpnn)
BACA JUGA: Siti Fadillah Sindir KPK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon: Pak Jokowi Seringlah...
Redaktur : Tim Redaksi