jpnn.com, BANYUWANGI - Jumlah korban meninggal dunia akibat menenggak miras oplosan di Banyuwangi, Jatim, bertambah. Setelah sebelumnya enam orang dinyatakan meninggal karena miras, kemarin satu nyawa lagi melayang akibat minuman berkadar alkohol tinggi tersebut.
Dengan tambahan tersebut, total sudah ada tujuh korban dari sepuluh orang yang diduga menjadi korban miras oplosan. Dari data yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, korban diketahui bernama Budiyanto, 25, warga Lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro.
BACA JUGA: Gila Ya, Syamsudin Raup Untung Sebegini dari Miras Oplosan
Korban diketahui masuk ke IRD RSUD Blambangan pada Rabu (18/4) pukul 20.25. Selanjutnya korban sempat mendapatkan perawatan di ruang penyakit dalam akibat kondisi yang dialaminya mirip dengan sembilan korban lainya.
Yaitu muntah-muntah dan kejang. Kemudian pada Kamis (19/4) malam pukul 22.00 Budiyanto dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit. Direktur RSUD Blambangan, dr Taufiq Hidayat Sp.And membenarkan kejadian tersebut. Seperti yang disampaikan sebelumnya, Taufiq lagi-lagi tidak berani menyimpulkan apakah korban meninggal karena miras atau tidak.
BACA JUGA: Gelar Operasi Khusus Miras Oplosan, Polisi Tangkap 180 Orang
Karena seperti enam korban lainya, pihak keluarga juga tidak mau jika jenazah Budiyanto diotopsi. Padahal tanpa otopsi, pihak medis tidak bisa memastikan penyebab sebenarnya dari kematian korban. “Kita sudah berusaha melakukan penanganan sebaik mungkin,” ujar Taufiq.
Setelah meninggalnya Budiyanto, praktis tersisa tiga orang korban miras yang masih hidup, yaitu EB, 32, warga Kelurahan Klatak, Kecamatan Giri, ET, 24, warga Perum PKBR, Kelurahan Singotrunan dan SA, 40, warga Kelurahan Mojopanggung.
BACA JUGA: 28 Toko Jamu Ditutup Paksa Karena Jual Miras Oplosan
Dua diantaranya masih dalam perawatan khusus RSUD Blambangan. “Kita doakan semoga keduanya bisa sembuh,” ujar Taufiq.
Diberitakan sebelumnya, dalam sepekan terakhir di bulan April, RSUD Blambangan menerima sedikitnya sepuluh pasien dengan gejala keracunan. Enam di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Dari sepuluh pasien itu, enam di antaranya meninggal dunia. Ada yang meninggal dunia saat di rumah sakit, perjalanan menuju rumah sakit, dan saat berada di instalasi gawat darurat (IGD).
Dari data yang diterima oleh pihak RSUD Blambangan, sepuluh orang yang datang ke RSUD Blambangan dalam kondisi keracunan. Mereka adalah SD, 42, warga Glagah; AR, 23, warga Kelurahan Singotrunan; EB, 32, warga Kelurahan Klatak; dan HB, 24, warga Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri
Ada juga AP, 25, warga Kelurahan Kertosari; ET, 24, warga Perum PKBR, Kelurahan Singotrunan; SA, 40, warga Kelurahan Mojopanggung; FN, 27, warga Desa/Kecamatan Rogojampi; BY, 25, warga Kalipuro, dan SH, 51, warga Kelurahan Temenggungan.
Enam pasien yang dinyatakan meninggal dunia antara lain SD, 42, warga Glagah, mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (15/4). Kemudian disusul AR, 23, warga Jalan Raung, Kelurahan Singotrunan meninggal dunia pada Senin (16/04).
Setelah itu disusul pada Selasa (17/4), HB, 24 warga Kelurahan Boyolangu dan AP, 25, warga Kelurahan Kertosari. Selanjutnya, FN, 27, warga Desa/Kecamatan Rogojampi, serta SH, 51, warga Kelurahan Temenggungan. (fre/aif)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologi Penangkapan Bos Pabrik Miras Oplosan di Cicalengka
Redaktur & Reporter : Soetomo