jpnn.com - JPNN.com – Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kaltim terus mengalami penurunan sejak 2013.
Jumlah usaha mikro menurun hingga 46 persen setiap tahun.
BACA JUGA: Duh Gusti, Nasib Ratusan Honorer Masih Mengambang
Sedangkan usaha kecil menurun 291 persen setiap tahun.
“Industri mikro di Kaltim secara agregat mengalami penurunan sampai dengan 46 persen,” ujar pengamat Ekonomi Kaltim Aji Sofyan Effendi saat ditemui di Universitas Mulawarman Kamis (29/12).
BACA JUGA: Ciptakan Lapangan Kerja, TSE Beri Warga Papua Keahlian
Menurutnya, jumlah perusahaan berbasis industri kecil di Kaltim juga menurun. Pada 2013, jumlah perusahaan masih 3.694. Rasio jumlah perusahaan terhadap nasional mencapai 0,37 persen.
Pada 2014, hanya tersisa 1.855 perusahaan dan rasio jumlah tersebut terhadap nasional sekitar 0,65 persen.
BACA JUGA: Begini Strategi Bank DKI Garap UKM Ibu Kota
Pada 2015 kembali turun, hingga jumlahnya hanya 944 perusahaan dengan rasio terhadap nasional sekitar 0,33 persen.
“Industri kecil di Kaltim terindikasi juga menurun jumlahnya bahkan hingga mencapai 291 persen,” ujar dosen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas Mulawarman itu.
Dia menambahkan, industri menengah dan besar cukup berkembang.
Namun, masih didominasi ekspor barang mentah.
Terutama kayu dan olahan makanan atau minuman setengah jadi, seperti udang, kepiting, rumput laut.
“Ini yang harus disoroti perusahaan mikro kecil, karena perusahaan besar dan menengah ini di Kaltim kebanyakan berada pada bisnis eksploitasi alam. Yang akan tumbang satu per satu,” ujar Ketua Pusat Studi ASEAN Unmul tersebut. (ctr/lhl/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Naahhh, Berita Menyenangkan Bagi PNS soal TPP
Redaktur & Reporter : Ragil