Jumlah Wilayah Kerja Migas Terus Menyusut

Senin, 30 Oktober 2017 – 12:37 WIB
Ilustrasi eksplorasi minyak. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah wilayah kerja (WK) migas di Indonesia pada awal tahun hingga September 2017 mengalami penyusutan.

Kondisi tersebut disebabkan pengembalian wilayah kerja oleh kontraktor karena tidak ada dana.

BACA JUGA: Sempurnakan 2 Poin Regulasi Industri Hulu Migas

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amin Suryanardi menyatakan, hingga triwulan ketiga 2017, jumlah wilayah kerja hanya mencapai 264.

Perinciannya, 87 WK eksploitasi dan 126 WK ekplorasi.

BACA JUGA: Target Produksi Migas Dipastikan Meleset

”Angka tersebut mengalami penurunan daripada tahun lalu dengan jumlah WK sebanyak 277 WK,” katanya, Minggu (29/10).

Jumlah WK memang menyusut secara konsisten sejak 2013. Saat itu jumlahnya 321 WK.

BACA JUGA: 7 Blok Migas Akan Pakai Gross Split

Setelah itu, menurun menjadi 318 WK pada 2014 dan 312 WK pada 2015.

Pada 2016 jumlahnya berkurang lagi menjadi 289 WK.

”Kontraktor yang mengembalikan blok tersebut masuk ke kelas duafa sehingga tidak mempunyai dana untuk melaksanakan komitmen mereka dalam menyelesaikan eksplorasi,” ucapnya.

Saat ini, jumlah WK terancam kembali berkurang. Sebab, 40 WK sedang dalam proses pengembalian ke negara.

Pemerintah saat ini tengah melelang 15 blok migas tahap pertama dengan skema gross split untuk meningkatkan jumlah wilayah kerja.

Sepuluh blok migas merupakan blok migas konvensional dan lima blok migas nonkonvensional.

Mekanisme lelang dilakukan secara reguler dan penawaran langsung.

Akses dokuman lelang blok konvensional dan nonkonvensional dilakukan melalui mekanisme penawaran langsung dan reguler maksimal hingga 20 November.

Sementara itu, pengembalian dokumen maksimal dilakukan pada 27 November.

Bukan hanya WK migas yang berkurang, target lifting juga belum terpenuhi.

Hingga kuartal ketiga, target lifting minyak dan gas masih belum sesuai target dalam APBNP 2017.

Realisasi target lifting minyak hingga triwulan ketiga tahun ini hanya mencapai 797 ribu barel minyak per hari (bopd) atau 98 persen dari target dalam APBNP 2017 dengan lifting sebesar 815 ribu barel per hari.

Sementara itu, realisasi lifting gas hanya mencapai 6.367 mmscfd atau sebesar 99 persen dari target APBNP 2017 di angka 6.440 mmscfd.

Realisasi penerimaan negara pun baru mencapai 79 persen, yakni sebesar USD 9,59 miliar.

Target penerimaan negara dari sektor tersebut mencapai USD 12,10 miliar.

Tahun ini juga akan ada delapan kontrak migas yang akan berakhir dan dialihkan.

’’Pemerintah membentuk tim evaluasi. Intinya, perpindahan operasi dari eksisting ke yang baru tidak boleh menurunkan produksi serta ongkos per barelnya jangan sampai melebihi yang sebelumnya,’’ ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial. (vir/c20/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... JOB PPEJ Maksimalkan Produksi di Blok Tuban


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler