Jusuf Kalla Jadi Mediator Konflik Thailand Selatan

Senin, 22 September 2008 – 12:28 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Wapres Jusuf Kalla kembali dipercaya menjadi juru damai konflik menahunArsitek MoU Helsinksi yang mendasari perdamaian di Aceh itu kemarin memimpin perundingan damai guna penyelesaian konflik bersenjata di Thailand Selatan di Istana Bogor

BACA JUGA: Didesak Partai, Mbeki Bersedia Mundur

Hasilnya, kedua pihak yang bersengketa memperoleh hasil positif

Mereka memiliki keinginan kuat untuk menyelesaikan pertikaian selama puluhan tahun tersebut secara permanen

BACA JUGA: FBI Gerebek Pusat Pornografi Anak

”Perundingan berjalan sangat produktif
Kedua belah pihak telah menyepakati kerangka perdamaian sesuai konstitusi Thailand,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjadi mediator perundingan kedua pihak sebagaimana disampaikan Press Officer Mukhlis Hasyim Minggu (21/9) malam .

Karena pemerintahan Thailand sedang dalam transisi setelah terpilihnya perdana menteri baru, kedua pihak bersepakat saling memperkuat tim perundingan dalam pertemuan lanjutan yang berlangsung awal November di Istana Bogor

BACA JUGA: Bom Mariot Pakistan Terpicu Penyerbuan Masjid Merah

”Mudah-mudahan MoU damai bisa ditandatangani akhir tahun ini,” kata Mukhlis.

Seperti diketahui, putaran ketiga perundingan damai untuk menyelesaikan konflik di Thailand Selatan berlangsung di Istana Bogor sejak 20 September laluPerundingan putaran pertama dan kedua berlangsung positif di MalaysiaWakil Presiden Jusuf Kalla bertindak sebagai mediator

Delegasi pemerintah Thailand dipimpin Jenderal Khwanchart KlahanSementara masyarakat Thailand Selatan diwakili lima tim negosiator yang selama ini bermukim di SwediaPenjajakan perundingan damai dirintis sejak satu tahun sebelumnyaAwalnya, pemimpin masyarakat Thailand Selatan yang bermukim di Swedia meminta mantan Perdana Menteri GAM Malik Mahmud membuka jalan perundingan dengan pemerintah Indonesia.

Dalam perjalanannya, perundingan tersebut mendapat restu dari raja Thailand yang mengirim utusan khusus untuk menemui Wapres Jusuf Kalla”Setelah kedua pihak merespons, Wapres Jusuf Kalla lantas melapor kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” katanya.

Putaran ketiga perundingan di Istana Bogor Sabtu lalu (20/9) dimulai dengan kedatangan delegasi pemerintah ThailandMereka disambut Wapres Jusuf Kalla di ruang tengah Istana BogorDelegasi tersebut lantas dibawa ke ruang kerja Bung Karno di sayap kanan Istana Bogor.

Sekitar sepuluh menit kemudian, rombongan delegasi masyarakat Thailand Selatan tibaMereka disambut Wapres Jusuf Kalla dan diarahkan ke sayap kiri Istana BogorWapres lantas berbicara dengan delegasi pemerintah Thailand selama 30 menit, dilanjutkan pembicaraan dengan delegasi masyarakat Thailand Selatan selama 55 menit.


Dalam pertemuan itu, Kalla didampingi dua pejabat Deplu, Seswapres Tursandi Alwi dan Deputi Bidang Politik ZuhermanSelain itu, hadir dua pakar politik Fachry Ali dan Anis Baswedan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut baik tercapainya kesepakatan  awal perundingan antara pemerintah Thailand dengan perwakilan masyarakat Thailand Selatan di BogorSejak awal Indonesia mendorong penyelesaian konflik di Thailand SelatanSehingga Indonesia dengan senang hati menjadi fasilitator perundingan"Pada pertemuan pertama ini muncul kesepakatan semua pihak menahan diri jangan ada sesuatu yang meruntuhkan proses iniIni disepakati untuk tidak melakukan aksi kekerasan," kata Dino.

Meski masih belum tuntas, kesepakatan penting yang dicapai, lanjut Dino, penyelesaian dilakukan secara damai dan tidak boleh keluar dari konstitusi Thailand’’Presiden terus memantau perundingan itu dan berharap perundingan putaran kedua pada 1 - 2 November, dan putaran ketiga pada pertengahan November, di Istana Bogor mencapai kesepakatan akhir yang menggembirakan,’’ kata Dino.

Menurut Dino, Indonesia dianggap layak menjadi fasilitator karena punya pengalaman dalam penyelesaian konflik di Naggroe Aceh Darussalam (NAD)Umur konflik di Thailand, kata Dino, hampir sama dengan di AcehSehingga Thailand berharap, pengalaman Indonesia bisa dijadikan contoh untuk penyelesaian di Thailand Selatan.

"Kita harap pertemuan masih berlajut dan harus dibangun secara sedikit-sedikit seperti proses di AcehDan juga yang lebih membesarkan hati mereka sepakat putaran kedua membahas politik, tata pemerintahan," katanya.(noe/tom/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Marriot Menuai Kecaman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler