Dalam pertemuan tersebut disepakati, tidak ada pemaksaan kehendak antar agama
BACA JUGA: Cirus Disebut Rekayasa Pasal
Kemudian disepakati pula, bahwa tokoh lintas agama akan semakin intens melakukan komunikasiBACA JUGA: Kritik BLT Tak Hapus Kemiskinan
Menurutnya, jika salah satu agama memaksakan kehendaknya untuk mendirikan rumah ibadah, yang terjadi adalah seperti kasus Ciketing."Kalau orang itu bisa membawa diri dan tahu diri, pasti tidak akan ada masalah
Menurut Sulaiman lagi, agama merupakan kepedulian tertinggi manusia
BACA JUGA: Bermula dari Rumah, Berakhir di Lahan Kosong
Jika pemeluknya sampai tersinggung, nyawa pun rela dijadikan taruhannyaDalam hal itu, ia pun meminta kepada seluruh tokoh lintas agama supaya sadar diriHal ini menurut Sulaiman, adalah untuk menghindari tirani mayoritas.Sementara, perwakilan umat Kristiani, Pendeta Andi Makusa, menyatakan sepakat untuk menciptakan kehidupan beragama di Kabupaten Bekasi menjadi harmonisIa juga setuju kalau sesama pemeluk beragama harus saling tenggang rasa dan tidak saling memaksakan kehendak"Memang, jangan sampai memaksakan kehendak, supaya bisa hidup berdampingan," tuturnya pula.
Dalam pertemuan tersebut, selain tokoh agama dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Khonghucu, sejumlah ormas termasuk ormas Islam ikut pula hadirMenurut Kapolresta Bekasi Kombes Setija Junianta, pertemuan tersebut dilakukan untuk meredam sekaligus menghindari konflik serupa di Kabupaten Bekasi.
"Ini inisiatif dari pidato Pak SBY di TVLebih baik mencegah daripada mengatasi kerusuhan," tuturnya seusai pertemuanSayangnya saat itu, Bupati Bekasi Sa"duddin yang diharapkan ikut berdialog, tak memenuhi undangan KapolrestaTak ada keterangan mengenai alasan ketidakhadiran Bupati Bekasi tersebut(hum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Jamaah Haji Mulai Divaksin Meningitis
Redaktur : Tim Redaksi