Kader PPP Menghendaki SDA Tidak Maju Lagi

Jumat, 03 Juni 2011 – 13:34 WIB

JAKARTA - Ketua Departemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah DPP PPP, Yuyon Ali Fahmi meminta Suryadharma Ali (SDA) mengurungkan ambisinya kembali menjadi ketua umum PPPSebab, fakta dilapangan menunjukkan para pengurus cabang sudah kecewa dengan kepemimpinan SDA yang saat ini dinilai tak sedikitpun memberikan harapan bagi masa depan partai

BACA JUGA: 14 Kotak Suara Hilang di Pemilukada Bombana

Untuk itu, SDA harus realistis melihat kecenderungan arus bawah partai yang tidak lagi menghendaki dirinya.

"Untuk kepentingan kebesaran partai dimasa depan, sebaiknya SDA menekan ambisinya dan mengurungkan niatnya untuk tetap berkuasa agar dia mengakhiri kiprahnya di partai secara husnul khotimah
Pengurus Partai periode yang akan datang sudah menyediakan tempat bagi SDA sebagai anggota Majelis Syari'ah karena disiplin ilmu dan pengalamannya sebagai menteri agama sangat mendukung untuk posisi tersebut" kata Ketua Departemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah DPP PPP Yuyon Ali Fahmi, di Jakarta, Kamis (2/6) malam.

Disarankannya, agar SDA mendengar langsung itu dari pengurus cabang sang pemilik suara, jangan hanya mengandalkan laporan dari lingkungan terdekatnya seperti Dimyati Natakusuma.

Sebelumnya, bersama sejumlah Pengurus DPP PPP yang tergabung dalam Tim Sukses Akhmad Muqowam, Yuyon Ali Fahmi melakukan road show ke daerah se Sulawesi dan Gorontalo sejak 29 Mei hingga 2 Juni.

Yuyon megharapkan agar Dimyati memberikan masukan yang obyektif dan realistis tentang kondisi dan situasi kebatinan yang berkembang di kalangan pengurus DPW, DPC dan kader PPP di bawah pada SDA karena selaku Ketum PPP, SDA tidak pernah punya waktu luang untuk berkomunikasi dengan jajaran partai di bawah.

"Dia sangat tergantung pada masukan informasi orang-orang disekelilingnya seperti Dimyati

BACA JUGA: Hamzah Haz Minta Muchdi Pr Tahan Diri

Agar SDA dapat mengambil keputusan yang tepat, maka Dimyati harus memberikan informasi yang objektif tentang fakta lapangan, jangan justru menyesatkan," tegasnya.

Sebagai contoh, informasi tentang kondisi sebenarnya di wilayah Banten, dimana Dimyati sendiri terbukti tak mendapat dukungan dari cabang-cabang untuk menjadi ketua wilayah Banten, imbuh Yuyon, seraya mengingatkan, dari orang-orang seperti inilah SDA memperoleh informasi dan masukan sesat atas dukungan agar SDA kembali menjadi Ketua Umum PPP.

Yuyon mengungkap temuan dari testimoni dari para pengurus cabang justru menunjukkan keadaan sebaliknya, dimana rasa kecewa terhadap kepemimpinan SDA selama ini
Kekecewaan para pengurus cabang tersebut diantaranya adalah terkait dengan sikap SDA yang sepertinya menutup mata dan membiarkan terjadinya praktek-praktek kotor oknum-oknum DPP  di sekelilingnya yang mengutip pungutan dan setoran dari DPC dan DPW terkait penerbitan Surat Keputusan pengangkatan pengurus serta adanya setoran bagi DPC yang akan mengurus rekomendasi calon kepala daerah.

Selain itu banyak pengurus cabang yang menilai SDA melakukan pelanggaran AD/ART mengenai syarat keanggotaan Pengurus dan laporan keuangan yang seharusnya dilaporkan secara berkala

BACA JUGA: Misbakhun Kena Pemberhentian Sementara dari DPR RI

”Masih banyak lagi yang lain kalau mau dilakukan audit 5 tahunanAtas dasar fakta fakta kesalahan SDA selama ini, sebenarnya tidak ada alasan yang logis bagi DPW dan DPC untuk mendukung SDA kembali menjadi ketua umum,” pinta Yuyon.

Yuyon yang juga Ketua Tim Sukses AMQ for Ketua Umum PPP, memperlihatkan bahwa selain alasan-alasan tersebut di atas, juga yang tak terbantahkan adalah keterpurukan PPP di bawah kepemimpinan SDA yang anjlok 40 persen suara dalam Pemilu 2009, sehingga sangat rasional jika sekarang ini mayoritas Pengurus DPW, DPC dan kader Partai di bawah menaruh harapan kepada kader partai yang lebih kapabel dan menjanjikan yaitu Akhmad Muqowam untuk memimpin partai 5 tahun ke depan mengarungi situasi sulit dan kritis menghadapi Pemilu 2014(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Minta Kontrak Karya Diaudit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler