Kalah Sakti, Utusan Mekah Gagal Islamkan Raja Bali

Minggu, 05 Juni 2016 – 01:10 WIB
Guru Besar Ilmu Sastra Universitas Udayana, A.A.G. Putra Agung, ahli sejarah masuknya Islam ke Pulau Bali. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - SEJAK abad 15, sejumlah utusan--bahkan ada yang langsung datang dari Mekah--datang untuk mengislamkan Raja Bali. Gagal! Bahkan ada yang terbunuh.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Tenganan Pegrigsingan, Masyarakat Tanpa Kelas di Pulau Bali

Ada makam keramat yang bertalian dengan sejarah awal masuknya Islam ke pulau Bali. 

Yakni, makam Sayid Abdulrachman di pesisir Buitan-Mangis, Karangasem, Bali Timur.

BACA JUGA: Hikayat Hotel Pertama di Borobudur dan Misteri Puisi Chairil Anwar

Husein, juru kunci makam tersebut menceritakan, Sayid Abdulrachman terbunuh di Buitan setelah tidak berhasil mengislamkan Kerajaan Gelgel.

Belum diketemukan literasi tertulis yang memperkuat kisah tersebut. Cerita tuan juru kunci berdasarkan penuturan lisan turun temurun. 

BACA JUGA: Inilah Siaran Terakhir Radio Pemberontakan Bung Tomo dari Jalan Mawar

Bukti tertulis terdapat dalam manuskrip Babad Dalem. Tentang utusan dari Mekah yang gagal mengislamkan Raja Gelgel, Dalem Waturenggong. 

Hanya saja, nama utusan itu tak disebut. Berikut cuplikannya;

…nguni duk sira (Dalem Waturenggong) lagi alit, hana putusan saking Mekah amawa gunting lawanpamasaran. Arsa anyelami brahmana Dalem. 

…dahulu pada waktu beliau (Dalem Waturenggong) masih kecil, ada utusan dari Mekah membawa gunting dan pisau cukur. Bermaksud mengislamkan Dalem. 

Ikang pemasaran umareken ring talapakaning. Suku peped kaya ginurinda. Ikang gunting ginuntingakenring jarijining tangan. Palas ikang gunting. 

Pisau cukur digoreskan pada telapak kakinya (Dalem). Terlihat seperti digurinda. Gunting itu diguntingkan pada jari tangan (Dalem). Lepaslah gunting itu.

Alawas pwa mangke denira mukti tan hana nang kila….  

Lamalah sudah ia (utusan dari Mekah) menghilang. Tak ada menghadap lagi…

Gelgel, Kerajaan Bali Tua

Dalem Waturenggong memerintah di Istana Gelgel, Bali sejak 1460 (versi lain menyebut 1480) hingga 1550. 

Dinasti yang bermula sejak 1320 ini, di kemudian hari diteruskan oleh Kerajaan Klungkung. 

Menarik linimasa, Gelgel boleh disebut kerajaan tua di Pulau Dewata. Mereka sudah eksis sebelum serombongan orang dari Majapahit hijrah ke pulau ini setelah "dipukul" oleh kekuatan Islam pada 1478. 

"Menurut Babad Dalem, Dalem Waturenggong memerintah sejak masih kecil," tulis Guru Besar Ilmu Sastra Universitas Udayana Bali, Anak Agung Gde Putra Agung, dalam Sejarah Masuknya Islam di Karangasem Bali.

"Kekuasaannya cukup luas. Meliputi Bali, Lombok dan Sumbawa," sambung A.A.G. Putra Agung.

Ahli sejarah masuknya Islam di Pulau Bali ini, lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta yang babad alas membuka jurusan Ilmu Sejarah Universitas Udayana, Bali.

Putra Agung, akademisi yang memperoleh gelar Doktor dari Leiden, Belanda tersebut anak Raja Karangasem yang terakhir, Ida Anak Agung Anglurah Agung Ktut Karangasem yang bertahta sejak 1909-1945. 

Dalam sebuah perbincangan, saat JPNN.com diundangnya ke Puri Karangasem, Bali Timur baru-baru ini, lelaki 82 tahun ini bercerita banyak hal. Antara lain tentang buku sejarah masuknya Islam ke Bali yang ditulisnya.

"Sejarah awal masuknya Islam di Pulau Bali ini, lain bila dibanding pulau-pulau lain di negeri ini. Masuknya Islam kemari, tidak melalui jalur perdagangan di pesisir pantai," tandasnya.

Bagaimana kisahnya? --bersambung (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... In Memoriam Kantor Radio Pemberontakan Bung Tomo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler