Menurut Kalla, turunnya harga minyak dunia saat ini tidak bisa serta merta diikuti dengan penurunan harga BBM
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Ekspor Elektronik Bertambah
Sebab, kata Kalla, harga minyak mentah dunia saat ini belum cukup stabil dan masih terjadi fluktuasiBACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 10.000 Per USD
Jangan lihat sekarang sedang turun,” kata Kalla di kantor wakil presiden.Pemerintah, kata Kalla, khawatir, ketika harga BBM diturunkan, pada saat yang sama tiba-tiba harga minyak dunia kembali naik
BACA JUGA: Pengusaha Tambang Tunda Penjualan
”Siapa yang bisa menjamin tidak naik lagi,” katanyaKarena itu, kata Kala, sampai saat ini belum ada opsi untuk menurunkan harga BBMRisiko yang akan diambil pemerintah terlalu besar ketika terlanjur menurunkan, kemudian harus menaikkan lagi harga BBM, karena harga minyak melonjak lagi
Namun, kata Kalla, penurunan harga BBM dimungkinkan bila harga minyak mentah dunia tetap stabil dalam jangka waktu yang lamaNamun, tambah Kalla, dengan fluktuasi harga minyak yang terus berubah-ubah akan sangat berbahaya jika tergesa-gesa mengambil keputusan.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah menilai perkembangan harga minyak masih akan dilingkupi oleh ketidakpastian kondisi perekonomian globalSehingga pemerintah tidak akan gegabah dalam merespons kecenderungan penurunan harga minyak dunia”Kalau (krisis) belum mereda, akan banyak sekali perkembangan yang kita semua mungkin belum bisa memprediksikan secara akurat apa pada akhirnya,” kata Menkeu di kantornya kemarin.
Sri Mulyani mengatakan penurunan harga minyak dunia sebenarnya sudah dinikmati oleh sektor industri yang menggunakan harga keekonomianIni akan berdampak positif kepada harga bahan kebutuhan masyarakat menjadi lebih murah
”Artinya masyarakat umum sudah menikmati harga minyak yang turun melalui cost yang makin turun dari bisnis,” kata Ani, sapaan Sri Mulyani.
Untuk BBM bersubsidi, Ani mengakui anggaran subsidinya makin turunNamun menurut dia, harga yang berlaku saat ini juga belum mendekati harga pasarMinyak tanah misalnya, saat ini harganya masih sekitar 40 persen dari harga pasar”Subsidi pasti turun sampai akhir tahunTapi harga kita di dalam negeri sama sekali belum menunjukkan suatu titik yang sama dengan harga keekonomian itu sendiri,” kata Ani.
Dia menegaskan, pemerintah tidak akan memberikan harapan-harapan tidak realistis kepada masyarakatPemerintah terus melihat perkembangan dunia, APBN, daya beli masyarakat”Kalau responnya harian masyarakat juga akan bingungUU APBN juga tidak memungkinkan kita bisa zig zag seperti itu,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Komite Tetap Bidang Fiskal dan Moneter Kadin Indonesia Bambang Soesatyo mengatakan saat ini pelaku industri masih dilanda kecemasan”Turunnya permintaan di pasar global maupun dalam negeri yang memaksa penurunan kapasitas dan volume produksi, akan mendorong industri melakukan PHK,” kata Bambang.
Bambang mengatakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki diperkirakan memangkas 10 persen dari total 2,5 juta pekerja”Langkah yang sama diduga akan ditempuh industri makanan dan baja, serta industri manufaktur lainnya,” kata Bambang(tom/rdl/sof/yun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dephub Ancam Cabut SIUP 14 Maskapai
Redaktur : Tim Redaksi