Rupiah Melemah, Ekspor Elektronik Bertambah

Sabtu, 25 Oktober 2008 – 10:17 WIB
Seorang model menunjukkan display TV LCD Aquos R-Series 65' Full HD dan D-Series dari Sharp yang diluncurkan di Jakarta. Foto: Raka Denny/JP
JAKARTA – Departemen Perindustrian masih optimis kinerja ekspor elektronik tahun ini bisa mencapai USD 7 miliar (sekitar Rp 70 triliun) meski ancaman krisis global tetap membayangiMelemahnya rupiah memicu produsen elektronik untuk meningkatkan ekspor.
“Kita tetap optimis target ekspor tercapai

BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 10.000 Per USD

Pasar elektronik di dunia cukup besar dan menjanjikan, pertahun peningkatannya rata-rata sekitar 15 persen,” ujar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Deparetemen Perindustrian, Budi Darmadi

Hingga pertengahan tahun ini, ekspor industri elektronik nasional telah mencapai USD 2,9 juta (sekitar Rp 29 triliun)

BACA JUGA: Pengusaha Tambang Tunda Penjualan

Meski tinggi, tapi target ekspor elektronik tahun ini ditetapkan lebih rendah dibanding tahun lalu sebesar USD 7,2 miliar (sekitar Rp 72 triliun).
Kondisi ekonomi global yag kurang baik menjadi alasan Depperin untuk menargetkan ekspor lebih rendah dibanding tahun lalu
Pada tahun ini, Depperin menargtekan ekspor elektronik untuk produk konsumsi sebesar USD 1,8 miliar, lalau ekspor produk elektronika untuk keperluan industri sebesar USD 1,7 miliar dan ekspor komponen dan bagian elektronik sebesar USD 3 miliar

BACA JUGA: Dephub Ancam Cabut SIUP 14 Maskapai

“Industri elektronik nasional masih mempunyai potensi yang besar untuk terus berkembang di masa yang akan datang,” tegasnya.
Relationship Marketing Manager PT Hartono Istana Teknologi, Santo Kadarusman mengaku terus berusaha untuk meningkatkan ekspor ditengah krisis global sekarang iniEkspor produk elektronik Polytron selama ini telah mencapai 15 persen dari total penjualan Polytron“Tahun ini kami mempunyai target penjualan pasar ekspor sbisa meningkat hingga 20 persen dari total penjualanSedangkan 80 persennya untuk penjualan domestik,” lanjutnya.
Saat ini, produk Polytron sudah diekspor ke 25 negara, termasuk negara-negara di Timur TengahTercatat, permintaan lumayan besar seperti dari Filipina, Thailand, Myanmar, India, Srilanka, Pakistan, Bahrain, dan VietnamProduk-produk terbaru terus diperkenalkan, misalkan perangkat audio Polytron Nano Hi-Fi“Produk ini dipasarkan mulai bulan Oktober 2008, untuk pasar domestik dan ekspor.  Harga jual Rp 2,6 juta domestik dan USD 300 untuk ekspor,” terangnya.
Chief Departement Senior Manager Sharp, Herdiana Anita mengakui bahwa krisis global sekarang ini tidak meneurunkan eskpor produk elektronikJustru dengan adanya penguatan nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah, produsen elektronik menangguk untungSelama ini Sharp mengekspor produk Televisis dan Kulkas-nya ke berbagai negara“Ekspor justru lebih bagus karena dolar naikHingga saat ini baik-baik saja,” jelasnya(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepatu Impor Ilegal Ditaksir USD 150 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler