BACA JUGA: Serikat Petani Tolak Trans Pasific
Menurutnya, Kaltim Air belum mendapat izin penerbangan berjadwal dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub)"Saya mensinyalir banyak yang tidak mendukung," keluh Faroek, usai rapat paripurna dengan agenda pembacaan nota rancangan APBD 2012 di gedung DPRD Kaltim.
Gubernur pun mengimbau bantuan semua pihak dan meminta warga Kaltim yang ingin memakai jasa penerbangan ini bersabar
BACA JUGA: Gandeng ATLI Genjot Industri Perikanan
"Sabarlah, persoalannya memang kompleks tidak sesederhana itu," katanya.Diberitakan, tiga bulan berlalu pasca launching 17 Agustus lalu, tak kunjung ada kejelasan terhadap nasib Kaltim Air
BACA JUGA: Bank Kurang Minati Hulu Migas
Informasi itu diterima media ini dari seorang pilot yang kerap melakukan penerbangan di Bandara Temindung, SamarindaMenurut keterangannya, pesawat Cessna Grand Caravan itu kini polos, berwarna putih les merah, tertulis maskapai Premi AirLogo Kaltim Air terbuat dari stiker dengan dominasi warna hijau itu, tak lagi terlihat di moncong pesawat.Kabarnya, Kaltim Air sudah mendapat teguran dari Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Perhubungan Udara, karena melakukan penerbangan perdana, padahal tak memiliki izin
Sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Kaltim Rusman Yakub mengatakan, apa yang terjadi di tubuh Kaltim Air jadi bukti Kaltim belum bisa siap terjun ke bisnis penerbangan.
"Jangan dipaksakanSudahlah, kalau memang tidak bisa kita pending dulu," kata politisi PPP ini.
Ketua DPRD Kaltim Mukmin Faisal juga mewanti-wanti nasib Kaltim Air setelah terbang perdana jadi terakhirAnggota Komisi II DPRD Kaltim Mudiyat Noor mengatakan, masalah Kaltim Air adalah masalah investorBeberapa investor dikabarkan masih pikir-pikir menyetorkan dananya ke PT Kaltim Aviation Holding (KAH) sebagai perusahaan holding Kaltim Airlines.
"Investornya masih belum jelas," sebut Mudiyat.
Kepada Kaltim Post, Direktur Utama PT Kaltim Aviation Holding (KAH) Marthin Billa enggan menanggapi pertanyaan-pertanyaan seputar Kaltim AirMarthin memilih no comment saat ditanya nasib jasa penerbangan ini.
"Saya tidak jawab soal itu (Kaltim Air, Red)," kata Marthin saat ditemui di penutupan silaturahmi tokoh dan masyarakat adat Dayak Kalimantan di Stadion Madya Sempaja Samarinda, beberapa waktu lalu.
Pertanyaan Kaltim Post (JPNN Grup) di mana pesawat BAE 146-100 yang berkapasitas 72 penumpang pun tidak dijawabMarthin bergegas pergi sambil tersenyum(ri/far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2014 Target Industri Kreatif, Regulasi Menghambat Dibabat
Redaktur : Tim Redaksi