MAROS -- Kapolresta Maros AKBP Ferdinan Pasaribu menjelaskan, pihaknya telah menangkap 18 warga untuk dimintai keteranganMereka diduga terliabt dalam aksi pelemparan bom molotov dan pembakaran Kantor Kecamatan Tanralili, Jumat dini hari (25/6) sekira pukul 01.30 WITA
BACA JUGA: Tugas-tugas Nurpati Dioper ke Putu
Diduga pelaku adalah pendukung para pasangan calon yang menolak hasil pemilukadaBarang bukti yang ditemukan antara lain berupa batu, pecahan kaca, pecahan bom Molotov, dan empat mobil yang diduga dipakai oleh penyerang, kini telah diamankan di Polresta Maros
BACA JUGA: Rusuh Disengaja Agar Pilkada Ditunda
Menyikapi penyeragan tersebut, kepolisan resor Kota Maros, meningkatkan pengamanan hingga selesaianya rekapitulasi suara di tingkt kecamatan yang dijadwalkan berakhir pada 27 Juni mendatang."Kami masih melakukan penyelidikan terkait serangan yang dilakukan sekelompok orang di kantor camat Tanralili," ujarnya
Dikatakan, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan karena proses penyelidikan belum selesai
BACA JUGA: Munas Lanjutan SOKSI Pilih Rusli Zainal
Dia mengatakan, aksi pelemparan bom molotov tersebut tidak ikut membakar kertas suara sebanyak 15 ribu, yang ada di dalam kecamatan tersebutKertas suara masih tersimpan aman dan rapi dalam kotak di salah satu ruangan kantor camat Tanralili.Ferdinand menyatakan pengamanan di PPK akan semakin di intensifkan, dimana pola penjagaan dilakuan dengan sisitem shift"Setiap PPK di jaga 10 orang, dengan dipimpin perwira, berpangkat IPDA dan IPTU, sementara untuk menagntisipasi kerawanan di sejumlah titik di Maros, sudah dipersiapkan pengamanan 1 pleton kompi dalmas dari polda, serta 1 tim reskrim tindak cepat di setiap PPK," ungkap Ferdinand.
Dugaan pelaku adalah pendukung calon yang menolak hasil pemilukada, setidaknya berdasarkan keterangan salah seorang saksi mata setempat, bernama IlhamDia merupakan anggota sekeretariat PPK TanraliliDia menyatakan sebelum kantor camat terbakar, sekitar 50-an warga memaksa masuk ke kantor camat, dan meminta surat suara dengan menunjukkan kertas yang berisikan pernyataan sikap lima pasangan calon bupati dan wakil bupati.
"Mereka memaksa masuk, dan hendak mengambil surat suara dengan memperlihatkan secarik kertas, pernyataan sikap yang ditandatangani lima pasangan calon," tegas IlhamTidak lama berselang, masih kata Ilham, sekitar pukul 01.00 WITA Jumat dini hari, puluhan warga kembali datang dan melempari kantor camat Tanralili Kabupaten Maros dengan dua bom MolotovAksi ini diduga sebagai bentuk kekecawaan warga terhadap hasil pemilihan kepala daerah kabupaten maros, yang hendak mengambil surat suara.
Dikabarkan, meski proses pemilihan kepala daerah digugat, oleh 5 calon Bupati dengan mencabut seluruh saksi pada penghitunga suara di kecamatan, namun komisi pemilihan umum daerah (KPUD) Maros tetap menjalankan rekapitulasi suara.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Maros, Nur Imran yang dikonfirmasi terpisah mengatakan tahapan pemilukada tetap dijalankan, meski tidak dihadiri oleh sejumlah saksi dari pasangan kandidat yang bertarung dalam pemilukadaProses rekapitulasi suara juga tetap akan dilakukan sesuai jadwal.(rhd/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aman : Sosialisasi Kesehatan Gratis Hanya Kedok
Redaktur : Tim Redaksi