Kendati begitu, sejumlah pengamat menganggap pencegatan terbuka di laut terhadap kapal itu, kecil kemungkinan bakal terjadi
BACA JUGA: Sekjen PBB Desak Penghentian Kekerasan di Iran
Sementara sebagaimana diketahui, pihak Korut sendiri telah menyatakan sebelumnya bahwa tindakan ofensif apapun yang menghalang-halangi langkah mereka, akan dipandang sebagai "undangan perang".Kang Nam - demikian nama kapal tersebut - sebelumnya sudah pernah dituduh melakukan operasi perdagangan ilegal
BACA JUGA: AJI Protes Pengekangan Pers di Iran
Militer AS sendiri langsung memantau kapal itu sejak meninggalkan pelabuhan Korut pekan lalu, terkait dugaan muatan ilegalnya.Radio YTN dari Korsel melaporkan, Selasa (23/6), bahwa kapal tersebut tengah berlayar di perairan sekitar 200 mil laut sebelah tenggara Shanghai
BACA JUGA: Sebagian Korban Air France Teridentifikasi
Namun tidak disebutkan dari mana YTN mendapatkan informasi ituSementara dua hari sebelumnya, menggunakan sumber tak dikenal dari intelijen Korsel, YTN juga telah memberitakan kalau Kang Nam diyakini membawa sejumlah rudal dan komponen-komponennya.Sementara itu, baik pihak militer AS maupun Jepang (yang juga terlibat), mengaku tak bisa memberikan keterangan detail soal posisi kapal tersebut, begitu juga dengan kapal penghancur (destroyer) milik AS yang membayang-bayanginyaKeterangan yang ada hanya dari pejabat intelijen Korsel yang tak mau disebutkan namanya itu, yang memastikan bahwa pihaknya yakin kalau kapal tersebut membawa muatan senjata dan tengah menuju Rangoon/Yangon.
Myanmar sendiri, atau yang dulu dikenal dengan Burma, tengah menjalani embargo senjata dari AS dan Uni Eropa, namun dilaporkan sejak lama telah membeli senjata dari KorutSebuah majalah online yang dikelola wartawan independen yang terusir dari Myammar, The Irrawaddy, Senin (22/6) melaporkan bahwa kapal Korut tersebut bakal berlabuh di Thilawa, sekitar 30 km sebelah selatan Yangon, dalam beberapa hari ini.
Majalah yang laporan-laporan khususnya seputar Myanmar sejauh ini selalu dinilai cukup kredibel, dalam hal ini mengutip keterangan dari narasumber anonim, yang adalah juga seorang pejabat pelabuhan setempatSang narasumber memastikan bahwa kapal-kapal Korut sebelum ini memang biasa berlabuh di Thilawa(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Bom di Kirkuk Capai 73 Orang
Redaktur : Tim Redaksi