Kapal Wanderlust Didesain Bawa Narkoba, Ada 10 Ruangan, 8 Khusus Bahan Bakar

Kamis, 27 Juli 2017 – 03:45 WIB
Unit Kejahatan dan Kekerasan Laut (Jatanrasla) Lantamal IV Tanjungpinang dan Tim Patroli Bea dan Cukai Batam menangkap kapal Wanderlust di perairan Pulau Sambu, Batam sekitar pukul 13.53 WIB, Sabtu (15/7). F. Istimewa

jpnn.com, BATAM - Kapal Wanderlust yang membawa 1 ton sabu dari luar negeri ke Indonesia diduga sengaja didesain untuk perjalanan jauh dan khusus membawa narkoba.

Hal itu disimpulkan setelah tim ahli melihat desain badan kapal yang terdiri dari 10 kompartemen (ruangan). Dimana, delapan ruangan disiapkan menyimpan bahan bakar dengan tangki khusus.

BACA JUGA: Terbongkar, Mesin Pemoles Sepatu untuk Seludupkan 256 Kg Sabu-sabu

Kabid Humas Polda Kepri Kombes Erlangga mengatakan pihaknya telah memeriksa bagian dalam kapal Wanderlust di PT Citra Spiyard Tanjung Uncang. Tim ahli yang memeriksa mendapati 10 ruangan di bagian dalam kapal. Antar satu ruangan dengan yang lain diberi sekat khusus.

"Ada 10 kompertemen. Delapan untuk penyimpanan bahan bakar dan dibuatkan tangki khusus. Sedangkan dua ruangan untuk mesin dan bahan makanan," terang Erlangga, Rabu (26/7).

BACA JUGA: Aksi Dramatis Polisi Sergap Pengedar Narkoba di Bangka

Kapal Wanderlust sengaja didesain untuk bisa menempuh perjalanan panjang tanpa harus bersandar. Hal itu juga terlacak dari jalur perjalanan kapal yang diduga mengangkut sabu dari Taiwan kemudian singgah ke Myanmar sebelum ke Indonesia.

"Bahan bakar disiapkan untuk trip perjalanan yang panjang. Antar negara dan khusus membawa narkoba," jelas Erlangga.

BACA JUGA: Kapolri Perintahkan Tembak Mati Anggota yang Ikut Edarkan Narkoba

Menurut dia, sampai saat ini tim ahli dan penyidik masih memeriksa kondisi kapal. Namun ia memastikan dibagian dalam kapal tak ada ruang untuk penyimpanan narkoba lainnya.

"Narkoba hanya yang satu ton itu. Dan disimpan di bagian atas dengan cara disamarkan dengan penutup kayu," imbuh Erlangga.

Dilain sisi, Erlangga menegaskan pemotongan kapal hanya untuk mencari tahu berapa ruang yang ada. Bukan dipotong menjadi bagian yang kecil.

"Kompertemennya yang dibongkar, bukannya memotong bagian kapal jadi kecil," tegas Erlangga.

Sementara untuk proses penyidikan tersangka dan lainnya masih terus didalami. Bahkan, pihaknya masih terus mencocokan hitungan meter perjalanan kapal dengan GPS.

"GPS masih diteliti, begitu juga dengan keterangan tersangka," pungkas Erlangga. (she)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembelaan Ditolak, Ridho Rhoma Batal Direhabilitasi


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler