Raghavan juga menjelaskan perbedaan konsep ini dengan philanthropy (Memberi Sumbangan) dan CSR. "Konsep ini selangkah lebih maju dari Philanthropy & CSR, dan tujuan baik perusahaan terangkum di dalamnya, langkah ini akan cepat membuka potensi yang besar dan akan bertahan lama", komentar Raghavan.
Dijelaskannya, TNS sebagai perusahaan global di bidang informasi pasar yang tersebar di lebih dari 80 negara. Di Indonesia sendiri, TNS sudah beroperasi lebih dari 25 tahun.
"Pada dasarnya, bisnis kami mencakup pengumpulan informasi dari konsumen dan masyarakat umum mengenai berbagai macam produk, jasa ataupun topik2 tertentu bagi klien kami yang bergerak di bidang marketing, komunikasi, media, NGO/Institusi2 Dana, & Pemerintah", kata Raghavan Srinivasan
BACA JUGA: LSM Indonesia tuntut Australia
Dari proses pengumpulan data ini, setiap bulannya para Data Supplier berhadapan langsung dengan berbagai lapisan masyarakat yang kaya dan miskin, tua dan muda, kota dan desa, pemimpin industri & orang biasaTapi kami menyadari bahwa hal ini akan semakin sulit
BACA JUGA: Ribuan Vaksin Flu Burung Kadaluwarsa
Selain itu Para Data Supplier selalu merasa agak sungkan untuk mengetuk pintu", kata Raghavan.Raghavan menambahkan, Ini adalah hal yang agak kompleks
Tantangan inilah yang membuat TNS bereksperimen dengan Creative Capitalism. "TNS mempelajari reaksi konsumen & masyarakat, dan menemukan bahwa mereka menyukai ide bahwa TNS menyumbang dana ke badan amal sebagai tanda terima kasih pada konsumen atas waktu yg diberikan untuk di wawancarai." ujar Raghavan.
Setiap bulan TNS mendonasikan sejumlah uang ke UNICEF & DOMPET DHUAFA. Jadi, ketika para Data Supplier mengetuk pintu konsumen dan meminta waktu untuk wawancara, mereka menginformasikan pada konsumen, bahwa selama proses berlangsung, konsumen juga turut berpartisipasi membuat perubahan dalam masyarakat, karena untuk setiap wawancara, TNS akan menyumbang ke UNICEF & DOMPET DHUAFA, sebagai tanda terima kasih atas waktu yang telah konsumen berikan.
"Dari permulaan kami menemukan bahwa masyarakat yang diwawancara sangat gembira dapat berpartisipasi & membuat perubahan", kata Aris Supriyanto, TNS National Field Operations Head. Aris menambahkan, banyak konsumen yang menyimpan kartu terima kasih tersebut dan kemudian menunjukkan dengan bangga pada teman atau keluarga mereka.Diyakininya, bahwa UNICEF & DOMPET DHUAFA adalah 2 badan amal terpercaya di masyarakat Indonesia
BACA JUGA: KPK Juga Sadap Percakapan Billy
"Kami merasa sangat berterimakasih dapat berkerjasama dengan UNICEF & DOMPET DHUAFA yang merupakan suatu perjalanan yang tak ternilai harganya dan sekarang kami memasuki tahun ke-2," kata Sjafril Djalal , Chief Commissioner TNS Indonesia.Sjafril menambahkan bahwa program ini telah memberikan manfaat untuk masyarakat miskin. Program ini juga memberikan kebanggaan & rasa percaya diri kepada Data Supaplier sewaktu mereka mengetuk pintu. Program ini membuat konsumen & masyarakat umum secara tidak langsung berpartisipasi memberikan bantuan sosial & membuat mereka merasa bangga. Program ini juga telah membantu perusahaan kami. Ini adalah benar2 ide 'win-win' dimana semua pihak mendapatkan keuntungan.Istilah ini suatu istilah dan konsep) yang diciptakan oleh Bill Gates Microsoft yang terkenal itu dan dijelaskan pada saat dia berpidato di Forum Ekonomi Dunia, di Davos Switzerland bulan January 2007.
Diyakini Bill Gate, perlunya keberadaan Creative Capitalism karena Untuk memberdayakan kemampuan tersebut sepenuhnya adalah suatu cara untuk memperluas jangkauan kekuatan pasar sehingga semakin banyak keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan."Dampaknya tentunya, akan semakin baik kehidupan masyarakatnyaKita memerlukan cara-cara baru untuk membawa lebih banyak orang ke dalam sistem kapitalisme yg telah banyak membawa kebaikan di dunia." katanya.(eyd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Dusta Dibalik Kenaikan BBM
Redaktur : Tim Redaksi