Karyawan Freeport Terus Tuntut Rasa Aman

Jumat, 21 Oktober 2011 – 02:48 WIB

TIMIKA - Tindakan teror dan penembakan yang terjadi di areal perusahaan PT Freeport Indonesia (PTFI) membuat karyawan dan keluarga perusahaan pertambangan itu merasa tidak aman"Yang kami butuhkan adalah rasa nyaman dan tenteram, bukan intimidasi dan terror," kata para karyawan dan keluarganya di Kuala Kencana dan Tembagapura dalam teleconference dengan Komisi IX DPR RI di Multipurpose Kuala Kencana, Kamis (20/10)

BACA JUGA: Di Pengadilan Saya Akan Sebut Mindo



Saat ini ada 18.000 ribu karyawan yang bekerja di tambang, sementara  sekitar 4.000 karyawan mogok
Dalam teleconference itu, di Multipurposes Kuala Kencana hadir jajaran Manajemen PTFI, di antaranya Direktur & CAO PTFI Sinta Sirait, Vice Presiden HRD Demianus Dimara, Manejer Hubungan Industrial, Jhon Rumainum, dan Manajer Gofrel Arif Latief

BACA JUGA: Mutasi Jabatan Minimal Setelah Dua Tahun Kerja

Sementara  Presdir dan CEO PTFI, Armando Mahler hadir bersama karyawan di dataran tinggi Tembagapura


Sedangkan Komisi IX DPR RI dipimpin Azis Suseno

BACA JUGA: 12 Jam Diperiksa, Budi Mulya Ogah Bicara

Secara bergantian anggota Komisi IX DPR RI menjelaskan maksud kedatangan mereka ke Timika, yakni mendengar aspirasi dari semua pihak untuk melihat apa yang menjadi masalah dan akan melaporkan kepada pimpinan DPR di Jakarta, selanjutnya akan dilaporkan kepada presiden

"Kita ingin melihat apa yang sebenarnya terjadiSPSI dan karyawan yang masih bekerja, sama-sama merasa diteror dan diintimidasiKaryawan yang mogok sebanyak 4.000 bukanlah jumlah yang sedikitUntuk itu, kita juga akan melihat mengapa mereka melakukan pemalangan ituPasti ada yang kurang beres sehingga mereka melakukan pemalangan,"  kata salah satu anggota Komisi IX DPR

Dalam teleconference itu, sejumlah Karyawan dan keluarga karyawan di low land maupun high land mengungkapkan bahwa teror di area kerja PTFI tidak kunjung selesai dan tak kunjung dipecahkanSejak beberapa tahun terakhir telah terjadi beberapa kali teror oleh oknum tak dikenal yang menyebabkan 40 korban luka-luka, dan menewaskan sedikitnya delapan orang . 

Kejadian tersebut seakan menghantui para karyawan yang hendak melakukan kerja karena merasa tidak nyaman, walaupun sudah ada aparat TNI hingga Polisi yang selalu melakukan patrolBahkan sebagian upah kerja karyawan dipotong untuk upah petugas keamanan yang melakukan pengamanan, namun masih saja ada penembakan dan hingga kini belum satupun terungkap

Salah satu karyawan, Simon Mofu menagih janji Kapolda yang hingga saat ini belum terealisasi, yakni mengusut tuntas pelaku penembakan"Mana janJi KapoldaKatanya  tinggal menghitung hari saja akan diungkap pelaku penembakan, tapi mana buktinya," tanya Simon.

Simon meminta Anggota Komisi IX DPR RI menyampaikan kepada Komisi III DPR RI agar memperhatikan masalah keamanan ini. 

Sementara istri-istri karyawan di hadapan Komisi IX DPR RI menyerukan bahwa mereka tidak tenang apabila suaminya berangkat kerjaMereka dihantui rasa takut karena adanya aksi penembakan di areal PTFI.  "Kami yang tinggal di Tembagapura maupun di Timika, merasa tidak nyamanIni berarti belum ada keadilan yang sesungguhnyaIni berarti karyawan sepenuhnya belum merdeka karena masih ada intimidasi dan tekanan yang terjadi," ujar salah satu keluarga karyawan.

"Di sini aparat semuanya sudah ada, termasuk Densus 88Kami melihat di Jawa, Densus 88 begitu sigapnya  berhasil mengungkap pelaku teroris, sementara pelaku penembakan di Timika sampai saat ini tidak ada yang bisa mengungkapnyaIni ada apa?" tanya salah satu peserta teleconference.(rex/nan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Didakwa Disogok, Syarifuddin Balik Tuding KPK Perampok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler