Sejak 1990, Mongolia berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Uni SovietSosok Genghis Khan yang puluhan tahun ditekan rezim komunis itu kini bangkit kembali sebagai identitas nasional
BACA JUGA: Mengetuk Pintu Langit India dari Mumbai
Apa saja simbolnya? Inilah laporan PRIYO HANDOKO yang baru berkunjung dari negeri itu-----------------
Patung baja raksasa Genghis Khan yang sedang menunggang kuda berdiri gagah di depan kompleks wisata Chinggis Khan di Tsonjin Boldog, sekitar 53 kilometer dari Ulanbator, ibu kota Mongolia
BACA JUGA: Yenti Garnasih, Doktor Ahli Pencucian Uang Pertama di Indonesia
Sekilas melempar pandang, kilauan warna perak yang menghiasi patung setinggi 40 meter tersebut terlihat menawan di tengah hamparan salju
"Welcome to Chinggis Khan statue complex (Selamat datang di kompleks patung Chinggis Khan)," sapa Otgonjargal, petugas resmi yang memandu para pengunjung kompleks wisata tersebut
BACA JUGA: Ponpes Al Mahadul Islam Yapi di Pasuruan, Sehari setelah Diserang Massa
Warga lokal memang menyebut Genghis Khan dengan Chinggis Khan yang berasal dari bahasa Altaic, bahasa asli Mongolia, yang berarti penguasa dunia.Kompleks patung Chinggis Khan atau Genghis Khan telah menjadi salah satu ikon MongoliaMonumen tersebut masih fresh karena baru selesai dibangun dan diresmikan pada 26 September 2008"Bagi kami, Genghis Khan adalah bapak Mongolia (founding father, Red)," ungkap Otgonjargal yang menyambut ramah wartawan Jawa Pos saat berkunjung akhir Januari lalu itu.
Menurut dia, Genghis Khan bukan sekadar sosok yang berhasil membangun kekaisaran terbesar dalam sejarah umat manusiaTapi, dia juga seorang tokoh yang telah memberikan teladan bagi era toleransi beragama, perdagangan bebas berskala global, serta interaksi ilmu-budaya antar berbagai peradaban besar dunia"Kami jauh lebih bangga dengan kesuksesan itu dibanding soal luasnya wilayah yang berhasil ditaklukkan," kata perempuan 24 tahun yang masih single itu.
Khan lahir pada 1162 di tengah suku Khiyad Borjigon dengan nama TemuujinDia mendeklarasikan diri sebagai Genghis Khan pada 1189Hanya dalam 15 tahun Khan berhasil menyatukan seluruh suku dan klan di MongoliaPada 1206, Khan memproklamasikan kekaisaran Mongolia.
Agenda invasi ke luar wilayah Mongolia dimulai pada 1219Dalam prosesnya, pergerakan tentara Mongolia juga sempat sampai ke tanah JawaTapi, ambisi Khan yang setelah meninggal pada 1227 dilanjutkan cucunya, Kublai Khan, itu berhasil dipatahkan penguasa Majapahit, Raden WijayaUni Soviet (kini Rusia, Red) yang menyokong perjuangan Mongolia untuk merdeka dari Tiongkok pada 1921 sempat menenggelamkan sosok KhanPemerintahan komunis Mongolia yang sangat dipengaruhi Uni Soviet melarang penggunaan nama Genghis Khan, baik untuk gedung, ruas jalan, atau sekadar tampilan di prangko.
Hal itu bisa dimaklumiSebab, orang-orang Rusia kuno punya pengalaman pahit sebagai wilayah taklukan Mongolia selama 200 tahun sejak 1222Saat itu, tentara Mongolia yang menginvasi Uni Soviet dipimpin cucu Khan yang bernama BatuKhan menjadi sosok yang sangat brutal dan kejam dalam memori orang Rusia.
Begitu rezim komunis berhasil ditumbangkan kekuatan reformis pada 1990, sosok Khan kembali direvitalisasiSejumlah fasilitas modern yang sangat berpotensi berinteraksi dengan "dunia luar" diberi nama Chinggis KhanMulai Hotel Chinggis Khan sampai Bandara Internasional Chinggis KhanHadirnya kompleks patung Chinggis Khan itu juga merupakan bagian dari arus besar bangkitnya "identitas" Mongolia tersebut.
Bahkan, berbagai biro perjalanan di Mongolia memasukkan objek wisata di Tsonjin Boldog itu dalam list lokasi yang wajib dikunjungiApalagi jaraknya dari Ulanbator tak terlalu jauhApa yang melandasi pemikiran untuk membangun patung Khan di kawasan Tsonjin Boldog" "Di tempat itu, konon Genghis Khan menemukan cambuk emas yang memberinya inspirasi untuk memulai penaklukan dunia," terang Otgonjargal.
Sepertiga terakhir perjalanan ke kompleks patung Chinggis Khan dari Ulanbator, mobil sempat terasa "berguncang" kencangItu terjadi karena jalan yang beraspal tak rataAkibatnya, butuh waktu hampir 1,5 jam untuk mencapai lokasi
Apalagi, di tengah jalan, rombongan sempat berhenti sejenakSepuluh meter dari pinggir aspal, ada seorang pria tua yang menyewakan burung elang untuk berfoto bersamaSekali menggendong elang jinak seberat 7 kilogram itu di lengan untuk teman berfoto dikenai 2.000 tugrikUSD 1 setara dengan 1.400 tugrikJika USD 1 setara dengan Rp 9.000, 1 tugrik setara dengan Rp 7Artinya, 2 ribu tugrik setara dengan sekitar Rp 14.000.
Suasana kompleks patung Chinggis Khan siang itu sangat sepiHanya ada tiga mobil turis yang diparkir"Pengunjung memang tidak ramai kalau sedang musim dingin beginiTapi, Anda semua justru bisa lebih leluasa," kata Otgonjargal.
Patung yang konon beratnya mencapai 250 ton itu didirikan di atas bangunan bundar setinggi 25 meterSalah satu ruangan di dalamnya juga difungsikan sebagai museum yang khusus mengoleksi berbagai artefak atau peningalan kuno mulai zaman perunggu sampai kekaisaran Xiong NuKekaisaran Xiong Nu yang juga dikenal dengan sebutan Hunnu merupakan suku nomaden pertama yang berhasil membangun kekuasaan di Mongolia kuno pada 209 SM-93 M.
Sebagian benda bersejarah yang tak ternilai harganya dari masa itu sekarang terkumpul di museumMulai alat-alat rumah tangga dari batu, senjata-senjata logam seperti panah dan pedang, sampai perhiasan"Maaf, khusus di ruangan ini tidak boleh ada foto-foto," ujar Otgonjargal dengan sopan.
Di sisi lain bangunan itu juga ada produk "kreasi masa kini" yang berupa sepatu tradisional Mongolia atau gutalUniknya, sepatu cokelat dengan hiasan motif tradisional Mongolia tersebut sengaja dibuat dalam ukuran raksasaTingginya mencapai 8 meter"Ini sepatu terbesar di duniaSimbol kebesaran bapak Mongolia, Chinggis Khan," tutur Otgonjargal dengan bangga
Setiap pengunjung yang masuk ke monumen tersebut diharuskan membayar 10.000 tugrik atau sekitar Rp 70.000Di sana, pengunjung juga bisa berfoto dengan mengenakan pakaian tradisional Mongolia yang gampang dilepas pasangTapi, pengunjung harus membawa kamera sendiriPetugas tidak menyediakan fasilitas kameraTersedia belasan pilihan kostum bagi perempuan beserta jubah kebesaran berbahan wolBagi pria, ada pakaian perang lengkap dengan helm besi, tameng, serta pedang.
Pengunjung yang sudah berpenampilan layaknya raja atau ratu Mongolia itu dibebaskan mencari latar belakang foto yang dianggap paling cocokMasing-masing kostum disewakan cukup murah, yakni hanya 1.000 tugrik atau Rp 7.000Pemandangan seluruh bagian kompleks, termasuk paras Genghis Khan, dapat dinikmati pengunjung dengan naik lift ke bagian tengkuk kuda di udara terbuka
Posisi lift itu agak menggelikan karena dari bawah ke atas langsung "menembus" bokong kudaMungkin posisi tersebut dipilih supaya tidak mengganggu citarasa penampilan patung"Kita, tampaknya, masuk dari bokong kudaUntungnya nggak bau," celetuk seorang anggota rombongan pengunjung dari Indonesia lantas cekikikanBagian tengkuk kuda yang terbuka itu tidak terlalu luasMirip anjungan sepanjang 8 meter dengan lebar 1,5 meterTapi, cukup efektif untuk menikmati keindahan area kompleks yang dikelilingi perbukitanTerutama 200 "contoh" rumah asli Mongolia berbentuk tenda putih yang disebut ger
Tentu saja, pada musim dingin seperti sekarang, semua ger itu terbungkus saljuBahkan, aliran Sungai Tuul yang pada musim semi dan panas tampak deras di balik rimbun pepohonan terlihat membeku seolah menyatu dengan lapisan tanah(*/c5/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sweeping Mobil Dinas Pejabat, 9 Tahun Berurusan dengan Hukum
Redaktur : Tim Redaksi