KEBANYAKAN kasus homeless di Australia dipicu oleh terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sementara sebagian ibu dan anak yang mengalami KDRT terpaksa tinggal di rumah karena tidak cukup tempat penampungan bagi mereka.

Hal itu disampaikan Jenny Smith Council for Homeless Persons di depan komisi khusus penyelidikan kasus kekerasan dalam rumah tangga, Selasa (21/7/2015).

BACA JUGA: Australia Barat Luncurkan Kampanye Pengenalan Islam

Penyelidikan komisi khusus ini telah memasuki pekan kedua, dimaksudkan untuk menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah negara bagian Victoria.

Dikatakan, perumahan rakyat di Victoria saat ini hanya berjumlah sekitar 65 ribu unit dan semuanya sudah terisi, sementara yang telah mendaftar dan masih dalam masa tunggu mencapai 35 ribu orang.

BACA JUGA: Turis Pemungut Bola Golf di Australia Lapor Dibayar Rendah

Menurut Jenny Smith, bagi kaum kalangan warga yang tergantung pada tunjangan pemerintah, peluang untuk menyewa rumah secara pribadi sama sekali tidak terjangkau.

Hal senada disampaikan Dr Angela Spinney dari Swinburne University of Technology. "Biasanya pemilik rumah sewa tidak mau menyewakan rumahnya kepada ibu yang memiliki anak kecil," jelasnya.

BACA JUGA: Perahu Pendatang Gelap Dipastikan Tak Mencapai Daratan Australia Barat

Hal itu akan menyulitkan bagi para korban KDRT sebab di Australia, pemilik rumah sewa berhak memilih di antara calon penyewa rumah.

Menurut Dr Spinney, selama ini ada asumsi bahwa ibu dan anak yang mengalami KDRT harus keluar dari rumah mereka, bukan sebaliknya.

Karena itu, ia menyarakan perlunya kaum ibu dan anak-anak korban KDRT dilindungi dari kehilangan rumah mereka.

Sebaliknya, pelaku KDRT pun perlu dipikirkan jangan sampai menjadi gelandangan setelah keluar dari rumah akibat melakukan KDRT.

"Kaum ibu dan anak-anak mereka akan lebih aman jika pelaku KDRT bisa dirumahkan di fasilitas yang tersedia," jelasnya.(admin)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia - China Sepakati Protokol Baru Ekspor Sapi

Berita Terkait