Kebutuhan Baja Naik 3 Persen di Tahun 2019

Selasa, 16 Oktober 2018 – 15:39 WIB
Ilustrasi baja. Foto: AFP

jpnn.com, SIDOARJO - Kebutuhan besi dan baja untuk proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

(PUPR) pada tahun depan diperkirakan bakal tumbuh 2 – 3 persen seiring dengan gencarnya pembangunan infrastruktur, terutama di wilayah timur.

BACA JUGA: Defisit Produk Baja Indonesia Timur Tembus 400 Ribu Ton

Kasubdit Produktivitas Kementerian PUPR, Ellis Sumarna mengatakan, tahun ini anggaran pemerintah untuk membangun perumahan, infrastruktur jalan, jembatan, kawasan industri dan fasilitas transportasi mencapai Rp 107 triliun.

”Tahun depan anggaran PUPR ditingkatkan menjadi Rp 110 triliun. Peningkatan ini tentunya juga menjadi potensi bagi industri pemasok material pembangunan seperti baja,” seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Selasa (15/10).

BACA JUGA: Harga Minyak Dunia Bikin Produsen Baja Domestik Kelimpungan

Dia mengatakan, setelah pihaknya melakukan evaluasi, ternyata tahun ini PUPR membutuhkan suplai 1 juta ton baja.

Dan tahun depan diperkirakan meningkat sampai 3 persennya. Sebanyak 40 persen suplai baja dibutuhkan untuk pembangunan di wilayah Papua, di mana 77 persennya merupakan produk baja tulangan.

BACA JUGA: Kerja Sama Pertahanan Indonesia dan Ceko Kerek Industri Baja

Namun begitu, lanjutnya, kebutuhan baja di wilayah timur belum diimbangi oleh suplai dan distribusi.

Sehingga di wilayah ini mengalami defisit baja sampai 400 ribu ton, terutama baja tulangan.

”Gap (celah, Red) yang besar dalam suplai baja di timur ini menjadi tantangan PUPR dalam merealisasikan anggaran pembangunan sesuai target,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Kementerian Perdagangan, Ojak Simon Manurung menambahkan, pihaknya meminta agar Kementerian PUPR membuat persyaratan pengadaan baja harus memiliki SNI.

Tujuannya guna memberantas peredaran produk yang tidak sesuai SNI. “Kami minta PUPR mensyaratkan para pelaku tender proyek harus menggunakan produk baja yang ber-SNI. Karena dari pengawasan kami, ternyata sampai sekarang masih banyak produsen baja yang tidak sesuai SNI,” ujarnya.

(cin/nur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Baja Krakatau Steel Naik 30 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler