SRAGEN - Jalur utama Solo-Surabaya di Dusun Krandekan, Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang, Sragen, Jateng, memakan korbanKemarin (6/11) sekitar pukul 04.00 kecelakaan karambol di tikungan depan Pabrik Duta Merlin Sandang Tekstil (DMST) menewaskan enam orang dan mengakibatkan dua lainnya kritis
BACA JUGA: Bupati Padang Pariaman Raih Anugerah Figur Pembangunan 2011
Kecelakaan maut itu melibatkan bus PO Mira, Isuzu Panther, dan sebuah taksiKorban tewas adalah pengemudi Panther nopol AD 9434 JA, Sarwito, 35, dan istrinya, Sunarni, 34, warga Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo
BACA JUGA: Komnas Beber Pelanggaran HAM Insiden Abepura
Korban tewas lainnya adalah sopir serta tiga penumpang taksi Express Limo dari Surabaya nopol L 1247 UKDua korban yang terluka berat adalah Fatimah Jahroh, 28, dan seorang perempuan yang belum teridentifikasi
BACA JUGA: Lima Warga Papua Terancam 10 Tahun Penjara
Keduanya adalah penumpang taksiSementara itu, tidak ada awak dan penumpang bus PO Mira yang terlukaSeluruh penumpang kemudian langsung dialihkan ke bus lain lantaran bus yang mereka tumpangi masuk ke parit.Kecelakaan berawal saat Panther melaju dari arah timur dan bermaksud mendahului sebuah trukSaat akan menyalip di jalan yang menikung di lokasi kejadian, ternyata dari arah berlawanan melaju bus PO Mira nopol S 7313 US yang disopiri Agus Sunarko, 35Karena sudah terlalu dekat, tabrakan keras pun tak terhindarkan.
Sopir Panther, Sarwito, dan istrinya langsung meninggal di lokasi kejadian dengan kondisi mengenaskanSementara itu, dua anak korban yang masih balita, yakni Nasita, 5, dan Sasa, 2, serta seorang penumpang lagi, Sumardi, 30, selamat dari kecelakaan maut tersebut.
Setelah menabrak Panther, bus PO Mira jurusan Jogjakarta-Surabaya tersebut kehilangan kendali dan terus nyelonong ke arah kananIronisnya, dari arah berlawanan, melaju taksi dari arah Surabaya yang berisi enam orang (plus sopir).
Bus kemudian menabrak dan melindas bodi taksi ituTak pelak, sopir dan tiga penumpang tewas seketika di lokasi kejadian dengan kondisi mengenaskanDua penumpang lainnya terluka berat dan langsung dilarikan ke RSUD Sragen.
"Saat kejadian, saya sedang tidurSaya kaget saat mendengar suara benturan keras dari arah jalan rayaMendengar itu, saya dan suami langsung keluar rumahSaat itu, bus sudah menindih taksi," jelas Ngatiyem, salah seorang warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian.
Warga sekitar yang mendengar tabrakan keras pada pagi buta tersebut langsung berhamburan ke luar rumah untuk menolongKondisi jasad para korban meninggal sangat mengenaskan dengan beberapa bagian tubuh yang sudah tidak berbentukJasad korban kemudian dibawa ke RSUD Sragen.
Sumardi, salah seorang penumpang Panther yang selamat, mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui persis kejadian itu karena mengantukTapi, dia sempat melihat mobil yang ditumpanginya bermaksud mendahului truk dan tiba-tiba dari depan ada bus yang melaju kencang"Saat itu, saya hanya melihat tiba-tiba bus menabrak," ujarnya saat ditemui di RSUD Sragen.
Kapolres Sragen AKBP I.BPutra Narendra yang memimpin olah TKP menjelaskan, kecelakaan tersebut terjadi karena murni human error"Kecelakaan ini terjadi karena kesalahan manusiaYakni, kurang hati-hatinya Panther saat menyalipKondisi jalan yang masih gelap juga membuat sopir Panther tidak melihat rambu-rambu di
lokasi kejadian," ujar Narendra yang didampingi Kasatlantas Iptu Bambang Sumantri dan Kapolsek Sambungmacan AKP YTrisnanto.
Menurut dia, seusai menabrak Panther dan taksi, bus baru berhenti setelah masuk selokan sedalam 1,5 meterKondisi jalan yang menikung agak tajam dan menanjak juga menjadi salah satu penyebab kecelakaan.
Kecelakaan maut tersebut membuat dua balita, Nasita, 5, dan Sasa, 2, menjadi yatim piatuSebab, dalam kecelakaan tersebut, ayah dan ibunya tewas sekaligus.
Kendati belum mengerti betul musibah yang baru saja dialami itu, dua bocah tersebut terlihat shockRona kesedihan benar-benar terpancar dari keduanya saat digendong kerabatnya di RSUD Sragen"Dua keponakan saya ini ikut orang tuanya mengantar saudara sepupu kami ke Surabaya," ujar Novi, 21, tante dua bocah tersebut.
Menurut dia, keluarga kakaknya itu sedang dalam perjalanan pulang dari Surabaya setelah mengantar saudara sepupu dan berkunjung ke rumah salah seorang kerabat lainnya di Surabaya"Saya juga belum memberi tahu dua bocah itu karena masih sedih," ungkap Novi yang merupakan adik Sunarni.
Dia mengungkapkan, begitu diberi tahu polisi bahwa keluarganya mengalami kecelakaan, dirinya langsung meluncur ke RSUD SragenSetelah tiba di rumah sakit, ternyata dua keponakannya selamatNovi pun terus mendekap dan menggendong mereka.
Sarjito, 65, ayah Sunarni, yang juga datang ke rumah sakit menemani anaknya menyatakan sedih atas kondisi dua cucunya yang masih bocah ituSebab, pada usia yang masih dini, mereka harus kehilangan ayah dan ibu"Kami sudah pasrahSemoga anak saya diberi ketenanganYang membuat saya sangat sedih, bagaimana dengan masa depan dua cucu saya setelah ditinggal bapak dan ibunya?" ujarnya.
Sumardi, seorang korban selamat lainnya, menuturkan, saat kejadian, dirinya duduk di sisi kiri samping sopir PantherSementara itu, Sunarni duduk di jok tengah belakang sopir bersama Nasita dan SasaSaat kecelakaan, Nasita dan Sasa sedang tertidurKeduanya menangis histeris setelah terjadi benturan keras"Saat kejadian, saya juga panikNamun, melihat keduanya menangis, saya kemudian berusaha meraih dan membawa mereka ke luar mobil," jelasnya.
Sumardi mengungkapkan, dua bocah itu tidak terluka serius karena berada di sebelah kiri mobil"Sementara itu, orang tuanya yang berada di sisi kanan mobil meninggal lantaran bodi mobil sisi kanan ringsek karena benturan," imbuhnya.
Apakah sopir Panther mengantuk? Dia menyatakan tidak tahu pastiNamun, dia menduga sepupunya itu capaiSebab, sejak berangkat ke Surabaya pada Sabtu siang (5/11), Sarwito belum sempat beristirahat dengan cukup karena harus segera kembali ke Sukoharjo
"Tadi malam berangkat dari Surabaya sekitar pukul 23.00Sepanjang perjalanan, kami sempat ngobrol berencana bakar sate daging kurbanNamun, sejak memasuki Sragen, saya mulai mengantuk," ungkapnya(in/jpnn/c5/nw)
Korban Tewas
1Sarwito, 35, sopir Panther
2Sunarni, 34, penumpang Panther
3Sutikno, 43, sopir taksi
4Nur Halimah, 35, penumpang taksi
5Efi Akmala, 20, penumpang taksi
6Yuanita, 35, penumpang taksi
Korban Luka
1Fatimah Jahroh, 28, penumpang taksi
2Mrs X, penumpang taksi
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2012, Sultra Berhentikan 2 Ribu Honorer
Redaktur : Tim Redaksi