KEJAM! Lihat Nih Para Prajurit dengan Bengis Menyalibkan Dia

Sabtu, 26 Maret 2016 – 17:07 WIB
Tampak Orang Muda Katolik di Gereja Katolik Paroki Santa Thresia, Jakarta Pusat, Jumat (25/3) pagi membawakan drama singkat tentang kisah sengsara Yesus hingga wafat di kayu salib. FOTO: Friederich Batari/JPNN.com

jpnn.com - Umat Kristiani saat ini memasuki pekan suci. Pekan Suci diawali dengan perayaan Minggu Palma yang mengisahkan tentang Yesus (Isa Almasih, red) memasuki Kota Yerusalem. Yesus disambut sebagai Raja orang Yahudi (Israel).

FRIEDERICH BATARI, Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Pak Levi Zulu, Pria Afrika Sesepuh bagi WNI di Zambia

Sebelum memperingati kisah sengsara penyaliban Yesus oleh para prajurit Israel (baca: Jumat Agung, red), pada malam sebelumnya Yesus mengadakan Perjamuan bersama murid-murid-Nya. Pada perjamuan itu, selain makan bersama para murid-Nya, Yesus membasuh kaki para murid-Nya.

Pada malam itu, Yesus mengetahui diantara muridnya ada penghianat. Ternyata benar, Yudas Iskariot-lah, salah satu murid Yesus, terbukti menjual  gurunya itu kepada para ahli taurat, pemimpin dan para prajurit Yahudi.

BACA JUGA: Isyana Sarasvati, Makin Semangat saat Dengar Jeritan-jeritan

Bermula dari penangkapan Yesus di Taman Getsemani sebagai konsekuensi dari pewartaan-Nya yang dianggap menghujat Allah dan mengganggu kemapanan para ahli taurat dan tokoh Yahudi (Israel) saat itu.

BACA JUGA: AKBP Sumy Hastry Purwanti, Polwan Berkeahlian Unik di Polri

Pantauan JPNN.com, kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus disalib ini dibawakan oleh Orang Muda Katolik di Gereja Katolik Paroki Santa Thresia, Jakarta Pusat, Jumat (25/3) pagi. Mereka membawakan drama singkat (Tablo) sebelum pada sore harinya diadakan upacara penghormatan kepada Yesus dengan misa Agung.

Untuk diketahui, Yesus secara khusus mempersiapkan penderitaan yang akan ditanggungNya. Sebagai manusia biasa, Yesus merasakan ketakutan yang luar biasa sehingga Ia berseru, “Ya BapaKu, jikalau Engkau Mau, ambillah cawan ini dari padaKu, tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendak Mulah yang terjadi”. (Luk 22 : 42).

Kebiasaan Yesus untuk berdoa telah diketahui oleh para muridNya. Yudas juga mengetahuinya. Maka, Yudas memanfaatkan kebiasaan Yesus yang berdoa di tempat-tempat yang sepi sebagai kesempatan untuk menyerahkanNya kepada orang yang membayarnya.

Setelah Yesus selesai berdoa, Yudas datang ke taman itu (Getsemani, red) bersama orang banyak. Yesus ditangkap bagaikan seorang perampok atau penjahat. Penangkapan Yesus ini menjadi awal penderitaan yang dijalani-Nya.

Disebutkan dalam Injil, para algojo atau prajurit menahan Yesus, mengolok-ngolok Dia dan memukulNya hingga wafat di kayu Salib di bukit golgota.

Sebelum disalibkan, Yesus diadili oleh Pengadilan Negeri Wakil Pemerintah Roma yang berkuasa pada waktu itu adalah Pontius Pilatus di Palestina. Pilatus tinggal di Yerusalem dalam sebuah istana yang dahulu merupakan tempat kediaman resmi raja-raja Yahudi sewaktu Yehuda masih berdiri. Di depan gedung ini terdapat serambi yang luas. Dibawah langit terbuka, di sebuah pelataran, Yesus diadili karena orang-orang Yahudi tidak mau masuk ke dalam gedung yang mereka anggap sudah dicemarkan itu.

Tututan mereka harus dituruti oleh Pilatus, Yesus harus dihukum mati. Pilatus menanyakan apa yang menjadi kesalahan Yesus, tetapi tidak ditemukannya. Lalu Pilatus menyatakan kepada imam-imam kepala, para pemimpin, dan rakyat bahwa ia tidak menemukan kesalahan apapun pada diri Yesus. (Lukas 23 : 14 -16).

Meskipun mengetahui bahwa Yesus tidak bersalah, Pilatus menjatuhkan hukuman. Pilatus membuat kompromi yang tidak adil.

Mereka yang hadir dalam peradilan itu berteriak menginginkan kematian Yesus. Setelah disesah, Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya. Setelah disesah itu, Yesus dimahkotai duri, diludahi, dicemoohkan, disuruh memanggul salib menuju bukit Tengkorak (golgota, red) dan disalibkan di sana bersama dengan dua orang penjahat.

Dalam Kitab Suci umat Kristiani (Katolik dan Kristen Protestan) setelah tiga hari Yesus yang wafat di kayu salib, Ia bangkit dan naik ke surga. Itulah Paskah yakni perayaan Kebangkitan Yesus Kristus atas kematian di kayu salib. Para pengikut-Nya meyakini bahwa melalui kebangkitan Yesus Kristus atas kematian, umat-Nya dapat dihantar kepada kehidupan kekal di Tanah Terjanji yang sesungguhnya yaitu Surga.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampung Wisata tanpa Listrik, Terang Tunggu Ada Pernikahan


Redaktur : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler