jpnn.com, SURABAYA - Semua sekolah memang siap melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Namun, murid, guru, dan kepala sekolah diminta terus menjaga integritas pelaksanaan UNBK SMP sederajat pada 22-25 April. Kejujuran tetap menjadi perhatian.
Kemarin (28/2) Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya mengumpulkan seluruh proktor, teknisi, dan kepala sekolah (Kasek) SMP untuk sosialisasi UNBK dan ujian sekolah berstandar nasional berbasis komputer (USBN-BK) di Gedung Convention Hall.
BACA JUGA: Waspada! Jelang UNBK, Maling Gencar Incar Komputer Sekolah
Kepala Bidang Penilaian Nonakademik Pusat Pendidikan (Puspendik) Giri S. Haniseno hadir sebagai narasumber.
Giri menyatakan, kapasitas server ditingkatkan. Sebab, jumlah sekolah yang ikut UNBK terus bertambah. Surabaya dan Jawa Timur bahkan 100 persen.
BACA JUGA: Jangan Takut Gangguan Teknis UNBK 2019
"Di Jatim tidak ada masalah. Sumber daya manusia (SDM) juga mumpuni," katanya.
Namun, pematangan tetap diperlukan. Terutama kepada proktor dan teknisi baru yang belum bertugas pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Pemda Alokasikan Rp 20 Miliar untuk UNBK
"Secara sistem, tidak ada yang berbeda. Hanya SDM yang mungkin berbeda. Persiapannya sudah bagus," ujarnya.
Giri menyebutkan, Puspendik telah menyiapkan 100 server utama dengan 20 server cadangan. Itu sudah cukup untuk kebutuhan UNBK se-Indonesia.
"Sekarang sinkronisasinya lebih lancar dibanding dengan tahun lalu," kata dia.
Berdasar pengalaman, saat sinkronisasi, terjadi kendala. Banyak sekolah yang akhirnya harus lembur hingga malam. Puspendik telah mengantisipasi.
Selain meningkatkan server, pihaknya mengatur pelaksanaan sinkronisasi antardaerah. "Jumat-Sabtu sinkronisasi. Jadi, biar tidak menumpuk dalam satu waktu," ujarnya.
Giri menegaskan, Puspendik meminta sekolah tetap menjaga integritas pelaksanaan UNBK. Kebocoran soal mungkin sangat kecil. Tapi, semua kemungkinan itu harus diantisipasi.
"Sistem sudah dibuat sedemikian rupa. Soal juga berbeda-beda dan acak," kata dia.
Meski begitu, pelaksana UNBK harus mematuhi aturan. Jangan sampai ada kejadian. Misalnya, siswa boleh membawa handphone di kelas. Tahun lalu ada yang menyebar foto jawaban di medsos.
"Itu tidak bisa dibilang jawaban soal tersebar. Sebab, jawaban itu tidak bisa dipakai untuk soal yang lain," ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dispendik Surabaya Sudarminto menambahkan, tahun ini ada 37.270 siswa SMP Surabaya yang akan mengikuti UNBK.
Baik negeri maupun swasta. Total lembaga penyelenggara 334 sekolah. Masing-masing 71 SMP negeri dan terbuka serta 263 SMP swasta.
"Tahun ini tidak ada yang menumpang ke sekolah lain. Semua didorong untuk mandiri," ujarnya.
Sudarminto menambahkan, sekolah rata-rata melaksanakan UNBK tiga sesi, dua sesi, dan satu sesi. Sekolah yang melaksanakan satu sesi di Surabaya hanya SMPN 22.
"Semua sekolah menggunakan laptop dan komputer. Kebijakan diserahkan kepada sekolah. Boleh pinjam laptop siswa," katanya. (ayu/c6/roz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maling Curi Server dan 6 CPU, Siswa Terancam tak Bisa Ikut UNBK
Redaktur & Reporter : Natalia