jpnn.com, BATAM - Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pulau Asam masih tetap on progress. Saat ini, progresnya tinggal menunggu pelepasan statusnya sebagai hutan produksi terbatas.
"Ada tim dari pemerintah yang datang meninjau status hutan di Pulau Asam yang berstatus pinjam pakai," kata Bos Panbil Group Johannes Kennedy usai Peringatan Ulang Tahun Amerika ke-242 di Hotel Best Western Premiere (BWP) Batam, Selasa (10/7).
BACA JUGA: Double Shift Jadi Solusi Terakhir Atasi Siswa tak Tertampung
Panbil Group yang akan mengubah wajah Pulau Asam menjadi sentral ekonomi di Karimun. Kennedy meyakini setelah tim dari pemerintah pusat selesai dengan pekerjaannya di Karimun, maka mereka akan membuat laporan.
"Selama ini terkendala di status hutannya. Status KEK bisa diberikan jika status lahannya clean and clear. Setelah tim itu turun dan buat laporan, maka dalam waktu seminggu hingga dua minggu, status hutan di Pulau Asam akan clean and clear," ucapnya.
BACA JUGA: Menko Darmin Resmi Luncurkan Online Single Submission
Dia mengatkaan sudah ada investor yang berminat menanamkan modalnya di Karimun. Untuk tahap awal, kemungkinan modal yang akan diinvestasikan mencapai 1 miliar Dolar Amerika. Mereka ingin membangun tanki minyak dengan kapasitas 4 juta kubik meter.
"Dengan begitu, maka akan bisa memperkuat daya tampung energi Kepri. Karena selama ini kita masih banyak membeli dari Singapura dan sebagian besarnya lagi dari Jawa dan Sumatera," ucapnya.
BACA JUGA: Apindo Segera Gugat UMS Batam ke Pengadilan Tata Usaha Niaga
Disamping itu, Panbil Group juga akan berkonsorsium dengan Pelindo dan Adi Karya untuk membangun pelabuhan di Pulau Karimun."Pelabuhan ini akan melayani pelayaran domestik dan internasional," paparnya.
Dalam acara Ulang Tahun Amerika ke-242 ini, Kennedy juga berupaya merayu pihak Kedutaan Besar Amerika agar mampu mengajak investor dari negara adidaya ini untuk menanamkan modalnya dalam investasi di Pulau Asam.
"Kami tawarkan ke Dubes karena ingin Amerika ada perannya. Tapi memang agak sulit dapat pengusaha dari sana. Mereka lebih tertarik ke sektor migas dan sedikit ada yang sudah mulai ke resort. Namun secara keseluruhan peran pengusaha Amerika masih kecil di Batam," terangnya.
Untuk kategori investor yang paling berminat terhadap proyek ini datang dari China. "Mereka berminat terhadap seluruh lini usaha, mulai dari infrastruktur, elektronik dan lainnya," jelasnya.
Di tempat yang sama, Duta Besar Amerika Joseph R Donovan Jr mengungkapkan tertarik untuk berinvestasi di Kepri. Tapi ia mengutarakan ketertarikannya untuk melibatkan Amerika dalam investasi sektor energi.
"Saya melihat banyak sekali peluang investasi dari Amerika Serikat di berbagai sektor di sini seperti energi, teknologi dan penerbangan," jelasnya.
Donovan juga sudah berdiskusi dengan kalangan pengusaha untuk mempelajari kesempatan dan tantangan dalam dunia usaha di Kepri. Makanya ia menyempatkan diri berkunjung ke Kantor Cinderella from Indonesia Centre (CIFC) dan juga studio animasi Infinite Studio.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPDB: Orang Tua Siswa Kecewa Nama Anaknya Digantikan
Redaktur & Reporter : Budi