BACA JUGA: PLN Ladeni Ancaman Pengusaha
Momen IPO Garuda dinilai banyak kalangan tidak tepat seiring dengan terpuruknya bursa global dan regional.Selain itu, performa Garuda yang masih dibelit utang jadi salah satu premis yang diperbincangkan
BACA JUGA: IHSG Tak Terpancing Data Inflasi
Masyarakat mempunyai pengalaman buruk tatkala IPO Krakatau Steel (KRAS) beberapa waktu lalu"Pada dasarnya harus dilihat dari fundamentalnya apabila seseorang ingin mengoleksi saham tertentu
BACA JUGA: Pelanggan Melonjak, Laba XL Terdongkrak
Investor harus melengkapi informasi sebelum terjun mengoleksi saham IPODan, Garuda berdasar laporan keuangannya memang masih didera utang," ungkap Wim Alfatih, Analiyst Majapahit Sekuritas, ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (1/2).Wim Alfatih menyebutkan, kekecewaan masyarakat atas IPO KRAS, bisa menjadi sentiment buruk bagi perjalanan GarudaKalau hal tersebut berlanjut dan tidak bisa diredam setelah IPO, kemungkinan performa Garuda akan berjalan kurang mulusTetapi, untuk melihat hal tersebut sambung Wim Alfatih, harus terlebih dahulu melihat setelah IPO nanti.
"Ya, kita lihat saja nantiTetapi, berdasar fakta yang ada hutang dan kekecewaan masyarakat menjadi tantangan tersendiriSebab, kala saham KRAS yang bagus masyarakat susah untuk mendapatkan, tetapi sebaliknya saham IPO Garuda malah dilempar-lempar begitu saja," tutur Wim Alfatih.
Sementara di sisi lain, kurang lakunya IPO saham Garuda didorong beberapa indikatorMulai industri perseroan yang kurang menarik menyusul mudahnya terpengaruh indikator ekonomi macam kenaikan harga minyak mentah duniaJuga krisis politik dan ekonomi yang terjadi di mancanegara seperti yang saat ini sedang terjadi di Timur Tengah (Mesir dan Tunisia) turut memengaruhi bisnis penerbangan.
"Momen IPO Garuda ini memang apes bila dibanding dengan Krakatau Steel (KS) dan Bank Negara Indonesia (BBNI)Ini yang membuat investor asing tidak sepenuhnya menyerap saham IPO Garuda," tambah Dradjat Wibowo, ekonom senior di Jakarta, Selasa (1/2).
Dradjad menyebutkan, tercatat sejak akhir Desember 2010, investor asing sudah pasang kuda-kudaInvestor asing langsung keluar dan mengambil aksi profit taking kala keadaan pasar sedang tidak memburukEfeknya, sejak tiga hari memasuki 2011, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami koreksi secara beruntun.
Memang, sebut Dradjad, peminat saham perdana Garuda tidak seheboh KSPelaku pasar juga relative sensitif terhadap harga Garuda dibanding KSSelain itu, kondisi global market, juga tidak mendukung dengan bisnis inti perseroan"Tetapi, bukan berarti saham perseroan sepi peminatHanya moment dan marketnya saja yang kurang mendukung," ucapnya.
Menilik perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Januari, cenderung mengalami koreksiIndeks melorot hingga 8.54 persen dalam sebulan terakhirMeski begitu, Kementerian Badan Usaham Milik Negara (BUMN) tetap berkeyakinan saham IPO Garuda mendapat sambutan positif pelaku pasar(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusahaan Boros Energi Bakal Kena Sanksi
Redaktur : Tim Redaksi